Sukses

Sudinsos Jakpus: 50 Persen Tunawisma di GOR Karet Tengsin Sudah Dijemput Kerabat

Terdapat delapan tunawisma yang masih tersisa dan tinggal di GOR Karet Tengsin.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, Ngapuli Perangin Angin, menyatakan sejumlah tunawisma yang dievakuasi di gelanggang olah raga (GOR) Karet Tengsin sudah dijemput oleh kerabatnya.

Puluhan tunawisma tersebut sempat terjaring operasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh petugas gabungan Satpol PP dan kepolisian di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Ada 50 persen dijemput, yang tidak juga ada tempat ada saudara ada kelompok dia domisili, kita kembalikan. Dan buat pernyataan tidak kembali ke jalan," kata Ngapuli saat dihubungi, Senin (27/4/2020).

Saat ini kata dia, terdapat delapan tunawisma yang masih tersisa dan tinggal di GOR Karet Tengsin. Tiga di antaranya berdomisili luar Pulau Jawa yakni Pekanbaru dan Papua.

"Dua orang yang mau ke Pekanbaru ternyata enggak ada tiket enggak ada bus. Satu orang ibu orang Papua dan enggak ada sanak saudara di Jakarta," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Tidur di Emperan Tanah Abang

Sebelumnya, Camat Tanah Abang, Yassin Pasaribu mengatakan terdapat sekitar 57 orang tunawisma yang mengisi penampungan sementara di gelanggang olah raga (GOR) Karet Tengsin, Jakarta Pusat.

"Sudah ada 55 orang dan dua anak kecil. Kita bawa tadi malam (ke GOR Karet Tengsin)," kata Yassin saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (25/4/2020).

Dia menyebut puluhan orang tersebut memiliki kartu tanda penduduk (KTP) luar DKI Jakarta. Selain itu Yassin menyebut, meraka mereka merupakan warga yang setiap akan Ramadhan datang ke Jakarta.

Kemudian pada Minggu (26/4/2020) dini hari, petugas kembali mengevakuasi 25 tunawisma dari jalanan di kawasan Tanah Abang ke GOR Karet Tengsin. Dengan begitu, total ada 82 tunawisma yang ditampung di GOR Karet Tengsin.

 

Sebagaimana diberitakan sejumlah warga tidur di emperan Tanah Abang karena tidak lagi mampu membayar sewa kontrakan. Beberapa di antaranya kehilangan pekerjaan juga penghasilannya akibat wabah virus corona atau Covid-19.