Liputan6.com, Jakarta - PT MRT Jakarta (Perseroda) memutuskan untuk menunda pengadaan simulator yang digunakan untuk alat bantu latihan bagi para masinis kereta karena pandemi COVID-19.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu, menjelaskan pengadaan simulator senilai Rp100 miliar itu seharusnya dilakukan tahun ini, namun tidak memungkinkan diwujudkan di tengah upaya efisiensi perusahaan akibat dampak virus corona jenis baru itu.
Baca Juga
"Simulator ini tadinya akan pengadaan tahun ini, tapi (ditiadakan) karena bagan dari efisiensi," katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/4/2020).
Advertisement
William menjelaskan simulator dibutuhkan bagi BUMD itu karena selama ini perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk mengirim masinis ke luar negeri untuk pelatihan.
"Dengan simulator, kita tidak perlu kirim ke luar negeri, tapi kita tunda pengadaannya ke tahun depan karena nilainya signifikan," katanya.
Kendati demikian, William memastikan tanpa adanya pengadaan simulatorMRT, pihaknya akan tetap bisa memberikan pelatihan kepada para masinis dengan memanfaatkan ratangga aktif yang ada.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PT Mass Rapid Transit Jakarta (MRT) melakukan langkah pencegahan agar Virus Corona COVID-19 tak mewabah lebih luas di DKI Jakarta. Sejumlah gerbong MRT yang berada di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan dicuci dan dibersihkan dengan antiseptik tambahan...
Gunakan Kereta Aktif
Terlebih dalam kondisi pembatasan operasional karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti saat ini, maka ada lebih banyak kereta aktif yang bisa digunakan untuk latihan.
Karena operasional ratangga yang dibatasi hanya dari pukul 06.00 hingga 18.00 per hari, maka ada window time (waktu perawatan sebelum kereta beroperasi) yang bisa digunakan untuk latihan.
"Jadi simulator memang dibutuhkan tapi karena efisiensi. kita tunda. Alternatifnya kita gunakan kereta aktif (saat window time)," pungkasnya.
Â
Advertisement