Liputan6.com, Jakarta Inspektorat Banyuwangi di masa pandemi Covid-19 ini bertugas untuk mengecek peralatan medis yang dipesan Pemkab Banyuwangi. Tugas yang dilakukan sebagai bentuk pengawasan internal itu dilakukan ketat, seiring semakin bertambahnya jumlah peralatan medis.
Sekretaris Daerah Banyuwangi Mujiono menjelaskan, untuk penanganan sektor kesehatan, Pemkab Banyuwangi menganggarkan sekitar Rp50,6 miliar. Anggaran yang masuk Belanja Tidak Terduga (BTT) tersebut tersebar di Dinas Kesehatan, RSUD Blambangan, dan RSUD Genteng untuk penanganan kuratif dan preventif Covid-19.
Baca Juga
"Sektor kesehatan mendapat porsi realokasi terbesar, karena memang sangat penting untuk menjaga keselamatan masyarakat," sebut Mujiono, Sabtu (2/5).
Advertisement
Belanja di sektor kesehatan digunakan antara lain untuk pengadaan 2.800 alat pelindung diri untuk tenaga medis, 5.000 rapid test kit, ventilator, tabung oksigen, penambahan ruang isolasi, hingga satu juta masker untuk warga. Ada pula thermo gun, tabung oksigen, disinfektan, hingga obat medis lainnya.
"Sejumlah pesanan peralatan medis sudah tiba di Banyuwangi dari Belanja Tidak Terduga untuk penanganan Covid-19. Memang belum semua, sebagian sudah dipesan namun belum datang. Kami terus maksimalkan prosesnya agar cepat datang," jelasnya.
Untuk menjaga akuntabilitas publik, Pemkab Banyuwangi melibatkan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yaitu inspektorat untuk melakukan pendampingan.
"Inspektorat melakukan pendampingan sejak awal. Mulai dari proses perencanaan, penganggaran, hingga proses pembelanjaan. Bahkan, kemarin sejumlah barang peralatan medis datang, tim APIP langsung ikut juga melakukan pengecekan barang untuk memastikan ketepatannya," jelas dia.
Pemkab Banyuwangi juga sedang menyusun kerja sama dengan aparat penegak hukum dari Kejaksaan dan kepolisian sebagai upaya pendampingan proses pembelanjaan anggaran penanganan Covid-19.
"Pendampingan ini penting agar tidak menyalahi aturan keuangan negara, namun tetap optimal kecepatannya mengingat kita juga berkejaran dengan waktu,"ujar Mujiono.
"Ini upaya kami sebagai bentuk pertanggungjawaban publik. Bahkan, setiap tanggal 5, inspektorat melakukan laporan ke Kemendagri terkait progress penganggaran Covid-19 setiap daerah. Kami terus hati-hati, agar semua anggaran ini bisa tepat sasaran."
Mujiono menambahkan, alokasi anggaran masih bersifat dinamis. ”Jika nanti, kami berdoa semua, misalnya tren penyebaran Covid-19 mulai menurun, anggarannya bisa direalokasi untuk menambah jaring pengaman sosial bagi warga. Jadi masih memungkinkan semua."
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono menambahkan, sejumlah alat yang yang telah datang seperti rapid test, APD, tabung oksigen, dan sebagainya.
"Kami masih menunggu pesanan lainnya. Termasuk rapid test, sebagian sudah datang, sebagian dalam proses," ujarnya.
(*)