Sukses

Makna Tema Hardiknas ‘Belajar dari Covid-19’ Menurut Mendikbud Nadiem

Di masa krisis ini, kondisi memaksakan pembelajaran ideal, di mana pendidikan anak merupakan kolaborasi orang tua dan guru.

Liputan6.com, Jakarta Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini memang digelar berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini, Hardiknas digelar dengan upacara bendera secara terpusat, terbatas, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 di halaman Kantor Kemendikbud, Sabtu (2/5). 

Tepat peringatan Hardiknas tahun ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa Belajar dari Rumah ternyata memberikan banyak perubahan, baik untuk murid, guru, dan orang tua.  

Nadiem saat diwawancarai Najwa Shihab di acara Belajar dari Covid-19 yang disiarkan langsung lewat akun Youtube Kemendikbud RI menjelaskan bahwa selalu ada hikmah dibalik sebuah masalah (pandemi Covid-19). 

Ya, pandemi Covid-19 nyatanya memang membatasi setiap aktivitas atau pergerakkan masyarakat. Sektor pendidikan misalnya, terpaksa melakukan aktivitas belajar mengajar tanpa bertatap muka atau dilakukan secara online. 

Kegiatan yang rutin dilakukan para satuan pendidik dan siswa dengan mengandalkan teknologi pun membentuk normalitas baru di dunia pendidikan. Bahkan kini, kegiatan mengajar bukan hanya terjadi antara guru dan murid saja, tapi guru, murid, dan orang tua.

"Untuk pertama kalinya kita melihat dari dua sisi. Orang tua sadar betapa sulitnya mendidik anak dan empati terhadap guru meningkat secara drastis. Di sisi lain, guru juga menyadari untuk pertama kalinya, tanpa adanya peran orang tua yang baik dalam pendidikan, pendidikan anak tidak akan sukses," kata menteri berusia 35 tahun kepada Najwa.

"Jadinya krisis ini memaksakan pembelajaran ideal, di mana pendidikan anak merupakan kolaborasi orang tua dan guru. Keluarga, guru, dan murid merupakan tim untuk menyukseskan pendidikan anak. Itulah pembelajaran Covid-19 ini dan membuktikan bahwa untuk benar-benar belajar tumbuh sebagai individu adalah keluar dari zona nyaman. Disitulah level pembelajaran paling optimal," jelas Nadiem.

 

2 dari 2 halaman

Jangan Lihat Negatifnya

Meski berada di kondisi pandemi Covid-19 ini, namun ternyata modal sosial di Indonesia justru tumbuh subur. Ya, tak sedikit masyarakat menggunakan asas gotong-royong di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Secara historis karena keberagaman kita, asas gotong-royong muncul dan itu terjadi dipandemi Covid-19 ini. Salah satu titik terang adalah banyaknya penggerak organisasi dan individu dari berbagai macam kalangan," kata Nadiem. 

Terlepas dari nilai sosial yang berkembang pesat di pandemi ini, tepat di Hardiknas, Nadiem juga berpesan agar masyarakat terutama satuan pendidikan mau belajar dari Covid-19. Dia berharap agar di situasi sulit seperti sekarang ini, tidak melihat pandemi Covid-19 dari negatifnya saja sebagai suatu bencana.

"Tapi cara yang lebih sulit, lebih penting dan berguna adalah kalau kita belajar dari Covid. Kita menggunakan kesempatan ini untuk belajar mengenai sains, pendidikan, kesehatan, teknologi. Kita belajar dari krisis ini mengenai kepemimpinan, terpenting kita belajar dari krisis ini mengenai diri sendiri dan hati nurani," tutup Nadiem. 

 

 

(*)