Sukses

Menaker Ida Sulap BLK Jadi Sentra Produksi Alat Pencegahan Covid-19

Sebagai upaya penanganan dampak Covid-19.Balai Latihan Kerja (BLK) dan Balai Peningkatan Produktivitas (BPP) didorong untuk menggelar berbagai pelatihan tanggap Coronavirus Disease (Covid-19).

Liputan6.com, Bandung Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menginstruksikan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Balai Peningkatan Produktivitas (BPP) untuk menggelar berbagai pelatihan tanggap Corona Virus Disease (Covid-19) sebagai upaya pencegahan dan penanganan dampak Covid-19.

Adapun program pelatihan yang dikembangkan di BLK atau BPP yakni program pelatihan memasak; pembuatan baju APD (hazmat), masker, pelindung wajah (face shield), hand sanitizer/cairan disinfektan; pelatihan instalasi wastafel dan pembuatan peti Covid-19.

“Melalui pelatihan tanggap Covid- 19 di BLK, kita berdayakan masyarakat, pencari kerja serta para pekerja yang ter-PHK dan yang dirumahkan akibat terdampak Covid-19,“ kata Menaker Ida saat membuka Program Pelatihan Tanggap Covid-19 dalam rangkaian kegiatan May Day 2020 di BLK Lembang, Jawa Barat, Sabtu (2/5/2020).

Menaker Ida mengatakan, pelatihan tanggap Covid-19 bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat yang terdampak penyebaran Covid-19 serta meningkatkan ketahanan ekonomi melalui pemberian insentif berupa uang saku pelatihan.

“Program Covid-19 sudah dilakukan oleh BLK dan BPP sejak pertengahan bulan Maret 2020, dan untuk tahap I sudah diproduksi dan didistribusikan. Saat ini masih tahap II dan sebagian besar hasilnya sudah didistribusikan. Untuk tahap III diperkirakan sampai dengan bulan Juni 2020,” kata Ida.

Jumlah BLK dan BPP yang mengikuti pelatihan tanggap Covid-19 sebanyak 19 BLK UPTP; 2 BPP UPTP; 129 BLK UPTD; dan 4 BLK Komunitas.

“Pelatihan mempertimbangkan protokol kesehatan, PSBB dan kebijakan/peraturan pemerintah lainnya, maka metode pelatihan yang digunakan berupa On-line training; Blended Training; Distance Training dan Off-line training,” kata Ida.

 

Untuk pelatihan tanggap Covid-19 telah menghasilkan produksi masker sebanyak 2.097.500 buah, face shield 64.800 buah, hand sanitizer 136.250 liter, dan baju APD/Hazmat sebanyak 56.000 buah, cooking 318.000 box nasi, wastafel portabel Covid-19 1.584 buah, Peti Covid-19 sebanyak 50 buah, dan disinfektan sebanyak 82.940 liter.

Hasil produksi tersebut digunakan/dimanfaatkan oleh masyarakat guna menanggulangi penyebaran COVID-19. Diantaranya untuk Petugas Rumah Sakit dan Puskesmas; Petugas TNI dan POLRI; Posko Penanganan COVID 19 dan BNPB; Asosiasi Kedokteran/Tenaga Kesehatan; Relawan penanganan COVID-19; Pengendara jalan umum dan Ojek; Pedagang Pasar dan Kaki 5; Pegawai/karyawan instansi pemerintah/swasta; dan Petugas sekuriti kementerian/lembaga, instansi pemerintah daerah, dan swasta.

Sementara Dirjen Pembinaan Pelatihan dan produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Bambang Satrio Lelono mengatakan Kemnaker melakukan refocusing program-program pelatihan di BLK-BLK sebagai upaya untuk mengantisipasi Covid-19 dan dampaknya.

“Refocusing program pelatihan kerja di BLK ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocusing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19," kata Dirjen Bambang.

Jenis-jenis program pelatihan yang di-refocusing menjadi program pelatihan tanggap COVID-19 adalah jenis program pelatihan yang memiliki durasi/waktu pelatihan yang panjang, (lebih dari 240 Jam Pelajaran (JP)) dan membutuhkan kehadiran peserta secara fisik seperti program pelatihan; Otomotif, Las, Listrik, Bangunan, AC/Refrigerasi, atau sejenisnya.