Sukses

Tak Peduli Bahaya, Tengok Aksi Mereka yang Masih Nekat Mudik Lebaran

Upaya warga untuk bisa mudik dan berkumpul dengan keluarga terbilang nekat. Baru-baru ini ada pemudik yang masuk ke gilingan semen truk molen.

Liputan6.com, Jakarta Tak ada rotan, akar pun jadi, inilah yang terjadi saat pemerintah melarang warganya untuk mudik ke kampung halaman. Dengan berbagi cara, sejumlah warga masih berusaha mudik, meski itu berbahaya. 

Padahal, larangan mudik ini dikeluarkan, semata-mata untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona yang kian hari terus memakan korban jiwa.

Sebelumnya, larangan mudik yang diputuskan Presiden Joko Widodo atau Jokowi hanya berlaku bagi aparat kepolisian, pegawai negeri sipil (PNS) dan anggota TNI. Namun, peraturan tersebut kini berlaku untuk seluruh masyarakat. Ini juga ditegaskan dengan surat edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona.

"Saya tegaskan tidak ada perubahan peraturan tentang mudik. Artinya mudik dilarang titik! Saya tegaskan sekali lagi mudik dilarang titik! Adapun surat edaran yang telah kami terbitkan ini dilatarbelakangi oleh sejumlah persoalan yang terjadi di beberapa daerah," tegas Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Covid-19, Doni Monardo, Rabu (5/5/2020). 

Upaya warga untuk bisa mudik dan berkumpul dengan keluarga saat Lebaran nanti terbilang nekat. Baru-baru ini ada pemudik yang masuk ke gilingan semen truk molen.

Ada pula yang mencoba menerobos penyekatan yang dilakukan aparat di sejumlah wilayah. Sebagian warga bahkan ada yang memanfaatkan jasa travel gelap meski kocek yang harus dikeluarkan cukup menguras kantong pemudik.

Berikut ini deretan aksi warga yang tetap nekat memilih mudik di tengah pandemi Corona:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 6 halaman

Masuk ke Gilingan Semen Truk Molen

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, ada saja akal pemudik demi lolos pantauan petugas. Masuk ke truk molen menjadi modus baru.

"Ada yang tidak disangka ya ada yang masuk ke tempat molen, ada yang masuk ke bagasi, dan sebagainya," tutur Argo di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (6/5/2020).

Argo melihat para pemudik tampaknya banyak memutar otak dan menempuh segala cara demi bisa sampai ke daerah yang dituju. Beberapa dari mereka pun diakui berhasil lolos.

"Beberapa yang lolos baik melalui jalan arteri maupun jalan tikus," jelas dia.

Meski begitu, petugas akan terus berupaya menegakkan aturan larangan mudik di setiap perbatasan daerah.

3 dari 6 halaman

Sembunyi di Truk Lengkap dengan Mobil

Siasat warga Lampung Timur ini juga bikin geleng-geleng kepala. Bagaimana tidak? Suryono, nama pria itu, nekat menyeberang ke Pulau Sumatera dengan cara menaikkan mobil pribadinya ke sebuah truk pengangkut barang.

Kabid Humas Polda Banten Edy Sumardi mengatakan, pihaknya beserta TNI, Dishub, Sat Pol PP dan stakeholder terkait menemukan mobil pribadi di atas truk pengangkut barang tersebut Minggu 3 Mei 2020.

Hal ini terbongkar saat truk melintasi pos penyekatan dan pos check point Gerem Kota Cilegon untuk mencegah orang mudik.

"Di lokasi tersebut, petugas gabungan yang tengah melakukan penyekatan mencurigai sebuah truk yang membawa bawaan mencurigakan. Menurut pengakuan sopir, truk itu membawa buah nanas untuk ke Lampung. Saat dibuka ternyata sebuah mobil APV Nopol B 1886 TRH, dengan seorang sopir dan seorang penumpang di dalamnya" kata Edy Sumardi kepada Merdeka, Senin, 4 Mei 2020.

Atas temuan ini, polisi pun memeriksa empat orang yang terlibat aksi nekat tersebut.

"Sopir APV yang akan menuju Lampung Timur dari Jakarta mengaku membayar Rp 2 juta agar dapat mengangkut kendaraannya dan menyebrang melalui pelabuhan Merak. Kini empat orang yang terdiri dari sopir truk, kenek truk, sopir mobil APV dan seorang penumpang kita amankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut" ujar Edy.

4 dari 6 halaman

Truk Didesain Sedemikian Rupa

Cara lainnya dengan menggunakan truk yang ditutup dengan terpal pada bagian baknya. Pada bak yang ditutup terpal itulah orang-orang yang akan mudik bersembunyi.

"Kemaren (pagi) kita tangkap 1 (truk) di Cikarang Barat, itu dia bawa penumpang isinya 6 orang. Truk yang didesain sedemikian rupa digunakan untuk mengangkut penumpang. Jadi, truk itu dipakaikan terpal seolah-olah mengangkut barang tetapi angkut penumpang," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo, Jakarta, Sabtu (2/5/2020).

Saat diberhentikan dan diperiksa, polisi menemukan keenam penumpang tersebut. Mereka mengaku akan pergi meninggalkan Jakarta ke Jawa Tengah.

"(Truk) penumpang isi 6 orang dengan tujuan ke Brebes, ya itu kita tindak dan kita suruh putar balik ke Jakarta," ujar Sambodo.

5 dari 6 halaman

Pakai Travel Gelap

Sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengamankan 15 mobil travel gelap atau travel liar di pos penyekatan yang berada di Cikarang Barat. Sejumlah mobil tersebut diamankan pada Jumat 1Mei 2020 pada pukul 21.00-24.00 WIB.

"Dalam waktu 3 jam saja kita amankan 15 travel gelap, travel liar yang mengangkut kurang lebih 113 penumpang keseluruhannya untuk tujuan ke Jabar, Jatim dan Jateng," kata Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo, Jakarta, Sabtu.

Sambodo menyebut, setiap penumpang dengan tujuan berbeda-beda itu dikenakan tarif bervariasi, mulai dari Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per orang.

Cara sopir travel mencari penumpang yakni dengan memasang iklan di media sosial, Facebook dan Whatsapp.

6 dari 6 halaman

Terobos Pos Penyekatan

Sementara itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengagalkan 705 pengendara sepeda motor yang nekat mudik di tengah wabah Corona. Data itu dihimpun sejak 24 April 2020 sampai 30 April 2020.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menjelaskan, 16 pos pengamanan terpadu didirikan di jalur arteri untuk memantau kendaraan yang hendak meninggalkan Depok, Tangerang, dan Bekasi (Detabek).

Adapun lokasi pos pam terpadu di jalur arteri ada di Depok yaitu di Jalan Raya Bogor-Cibinong dan Citayam. Kemudian Bekasi Kota ada di Sumber Arta, Bantargebang dan Cakung.

Selanjutnya, Bekasi Kabupaten ada empat yaitu Cibarusah, Kedung Waringin, Bojong Mangu, dan Pebayuran.

Ada juga di Tangerang Kota, yakni di Lippo Karawaci, Batu Ceper, Ciledug, Kebon Nanas dan Jatiuwung. Terakhir, Tangerang Selatan ada di Puspitek dan Curug.

"Selama tujuh hari, 705 kendaraan roda dua kami sekat," kata Sambodo dalam keterangan tertulis soal pengagalan kendaraan mudik, Jumat (1/4/2020).