Liputan6.com, Jakarta Warga yang tinggal di RW 07, Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat dikarantina setelah ditemukan 3 orang terkonfirmasi positif virus corona Covid-19.
Terlebih satu di antarnya sempat berinteraksi dengan warga. Bahkan warga yang dinyatakan positif corona Covid-19 itu sempat memimpin salat tarawih berjamaah di Musala Baitul Muslimin, Tambora.
Camat Tambora, Bambang Sutama mengambil langkah cepat menelusuri orang-orang yang pernah melalukan kontak fisik dengan para pasien. Dia menyebut, ada 28 warga yang masuk dalam kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP).
Advertisement
"Mereka kami arahkan untuk melakukan tes swab di Pukesmas. Sekarang tinggal nunggu hasil saja," kata dia saat dikonfirmasi, Senin, (11/5/2020).
Bambang juga memerintahkan warga untuk melakukan isolasi tingkat RW. Hal ini semata-mata untuk memperlambat laju penyebaran virus corona Covid-19 di pemukiman tersebut.
"Saya tidak mau terjadi penyebaran lebih luas. Makanya kami minta isolasi wilayah secara mandiri," ucap dia.
Menurut Bambang, karantina tingkat RW ini akan berakhir setelah hasil tes swab dirilis.
"Kita sambil nunggu dulu. Tapi mudah-mudahan hasilnya negatif," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tertular Cucu
Sebanyak 20 jemaah di musala Baitul Muslimin berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) setelah berinteraksi dengan seorang kakek yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Kakek tersebut sempat menjadi imam salat tarawih di Musala Baitul Muslimin, Tambora pada Sabtu (9/5/2020) malam. Camat Tambora, Bambang Sutama mengatakan, kakek tersebut tertular Covid-19 dari cucunya.
"Cucunya waktu itu menjalani rapid test sekaligus tes swab di puskemas. Hasilnnya menunjukkan positif Covid-19. Kakek dan istrinya kemudian ikut melakukan tes serupa pada hari jumat diketahui hasilnya positif," kata dia saat dikonfirmasi, Senin (11/5/2020).
Bambang menuturkan, celakanya kakek itu tetap beraktivitas seperti biasa di luar rumah. Bahkan menolak untuk dirujuk ke RS Wisma Atlet Kemayoran.
"Dia (kakek) menyampaikan 'saya tidak kena Covid-19 tapi gejala typus. Nah malemnya masih mimpin salat tarawih," ucap dia.
Bambang mengatakan, pihaknya membujuk satu keluarga itu agar mau menjalani perawatan di rumah sakit. Akhirnya pada Minggu kemarin kakek dan istrinya bersedia dibawa ke Rumah Sakit Tarakan.
Selain itu, Bambang menerangkan, pihaknya juga menelusuri ke orang yang pernah kontak langsung dengan pasien. Pihaknya menemukan setidaknya ada 28 orang. 20 di antaranya adalah jemaah ikut tarawih bersama kakek tersebut.
"Sekitar 28 orang kami bawa ke puskesmas dan kita lakukan swab. Sekarang tinggal tunggu hasilnya," ujar dia.
Sementara itu, kini ke 28 orang itu menjalani karantina mandiri dirumahnya masing-masing sambil menunggu hasil tes swab. Bambang berharap seluruhnya negatif Covid-19.
"Mudah-mudahan hasilnya negatif," ucap dia.
Advertisement