Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menjelaskan fenomena badai panas equinox atau ekuinoks tidak akan terjadi pada bulan Mei 2020.
PLT Deputi Bidang Meteorologi BMKG Herizal menjelaskan Fenomena Equinox merupakan salah satu fenomena astronomi, di mana posisi semu matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa.
Menurut dia, fenomena ekuinox dapat terjadi dua kali dalam satu tahun, yaitu sekitar tanggal 21 Maret dan 23 September setiap tahunnya.
Advertisement
"Secara umum suhu rata-rata di wilayah Indonesia pada saat periode equinox berkisar antara 32-36°C," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (21/5/2020).
Sementara itu, pada Mei 2020 ini, posisi semu matahari sudah berada di Belahan Bumi Utara (BBU), sehingga dapat dikatakan bahwa fenomena ekuinox tidak terjadi lagi hingga pertengahan September mendatang.
"Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum bulan Mei 2020 di wilayah Indonesia masih cukup normal dengan kisaran antara 31 - 36°C," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Waspada Hoaks
Keterangan ini sekaligus membantah informasi yang beredar di media sosial yang menyebut fenomena ekuinoks terjadi sejak 17 Mei 2020 hingga 5 hari ke depan.
"Isu tersebut adalah hoaks dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu BMKG menghimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari fenomena ekuinox sebagaimana disebutkan dalam isu Hoax tersebut," ujar dia.
Meski, BMKG mengimbau masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas pada siang hari.
"Terlebih bagi yang sedang menjalankan Puasa dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan diri, keluarga serta lingkungan," ujar dia.
Advertisement