Liputan6.com, Jakarta - Bentrokan dua organisasi kemasyarakatan (ormas) di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kranji, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Kamis malam diduga sebagai aksi balasan dari ormas Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) terhadap ormas Pemuda Pancasila (PP).
Humas Polres Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing Andari menjelaskan, pemicu bentrokan diduga berawal dari anggota Pemuda Pancasila yang mengeroyok seorang pemilik warung di Jalan Kampung Rawa Bojong, Bintara, Kota Bekasi.
Baca Juga
Empat orang dari Pemuda Pancasila tak terima ketika pemilik warung menagih mereka untuk membayar kopi yang telah diminum.
Advertisement
"Setiap malam anggota Pemuda Pacasila yang di pos selalu pesan kopi lebih dari 6 gelas tapi tidak mau membayar," kata Erna dalam keterangan tertulis, Kamis (21/5/2020) malam.
"Karena situasi lagi sepi sebagai dampak Corona, Toto minta uang kopi dan terjadi adu mulut sehingga terjadilah pengeroyokan," sambung dia.
Erna menerangkan, saat itu salah seorang Pemuda Pancasila mengeluarkan kalimat menantang organisasi silat PSHT.
Pendek kata, anggota silat PSHT mendatangi lokasi pada pukul 15.00 WIB. Orang yang mengeroyok pemilik warung itu pun dicari-cari.
"Sehingga terjadi konsentrasi massa dari anggota silat Persaudaraan Setia Hati Terate di lokasi," ujar Erna.
Dia menjelaskan, kedua belah pihak akhirnya dikumpulkan di Polsek Bekasi Kota, untuk mediasi dan ketika itu telah ada kesepakatan damai.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Empat Motor Dibakar
Namun, ternyata pada pukul 18.00 WIB, bentrokan justru pecah di Jalan I Gusti Ngurah Rai Bekasi Barat.
"Terjadi saling lempar antara anggota ormas PP dan anggota ormas PSHT," ujar Erna.
Dia menyebut, tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun, empat kendaraan yang terpakir di sekitar lokasi hangus terbakar.
"Korban jiwa dan luka tidak ada. Tapi ada empat unit motor yang terpakir dibakar," ujar dia.
Advertisement