Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyempatkan diri menyapa para tenaga medis di beberapa Rumah Sakit Muhammadiyah yang merawat pasien terjangkit virus corona Covid-19.
Haedar menyapa mereka melalui virtual pada momen Hari Raya Idul Fitri, Minggu, 24 Mei 2020 kemarin. Kepada mereka, Haedar menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya karena telah berjuang merawat para pasien Covid-19.
Baca Juga
"Saya selalu menyebut dengan penuh pertaruhan jiwa sehingga PP Muhammadiyah selain mengapresiasi, bahkan selalu menggunakan kata ini sebagai jihad fi sabilillah," ujar Haedar dalam keterangannya, Senin (25/5/2020).
Advertisement
Di antara para tenaga kesehatan yang disapa berasal dari RSI Jakarta Cempaka Putih (Dokter Dimas dan Perawat Ulyarni), RS Muhammadiyah Siti Khotijah Sidoarjo (Dokter Nining dan Perawat Lina Melati), RS Muhammadiyah Palangkaraya (dokter Agus Candra dan Perawat Rini), dan Direktur RS Muhammadiyah Palembang, Dokter Widodo Pangestu.
Sementara pasien sembuh Covid-19 adalah sepasang suami istri (Suyono dan istri) yang sebelumnya dirawat di RS Siti Khotijah Kediri dan seorang pasien sembuh bernama Savina yang pernah dirawat di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo.
Untuk keluarga pasien yang disapa adalah Siti Nur Febrianti, salah seorang kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dari Tanah Abang Jakarta, sedangkan warga Muhammadiyah yangberada di luar negeri yaitu satu orang di Taiwan, yaitu Yuniar Wardani.
Dokter Dimas dari RSI Jakarta Cempaka Putih menyampaikan bahwa tidak bisa dipungkiri awalnya mempunyai rasa khawatir bahkan takut ketika harus menangani pasien Covid-19.
“Ada rasa kekhawatiran dan kecemasan bagi tenaga medis, tapi alhamdulillah rumah sakit memfasilitasi dengan APD (alat pelindung diri) yang memadai dan ruang perawatan isolasi yang standar,” katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Enggan Dirawat
Sementara Sri Widianingsih, dokter dari RS Siti Khotijah Sidoarjo menyebut banyak pasien yang enggan dirawat bahan sampai melarikan diri.
"Ada pasien-pasien yang menolak dan bahkan melarikan diri sehingga membutuhkan upaya ekstra untukmengedukasi bahwa mereka adalah pasien dalam pengawasan (PDP)," kata Haedar.
Terkait kebutuhan APD, semua tenaga kesehatan yang disapa Haedar mengatakan sudah terpenuhi bahkan mempunyai cadangan untukbeberapa bulan ke depan.
"APD cukup untuk dua bulan ke depan karena dibantu hampir semua pihak baik persyarikatan maupun lainnya,” kata dia.
Advertisement