Liputan6.com, Jakarta Kementerian Ketenagakerjaan melakukan perjanjian kerja sama dengan Bank BNI dan PT Cybermantra Perkasa Sumberarta, tentang penyaluran donasi Diaspora Peduli kepada korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan/atau di rumahkan akibat terdampak Covid-19.
Penandatanganan perjanjian kerja sama para pihak tersebut dilakukan oleh Sekjen Kemnaker Khairul Anwar dengan Direktur Treasury dan Internasional PT BNI (Persero), Putrama Wahju Setyawan, dan Dirut PT Cybermantra Perkasa Sumberarta, Kristian Oktavianus Trihariadi, di kantor Kemnaker, Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Baca Juga
Usai perjanjian kerja sama yang disaksikan Ketua Dewan Pengawas Indonesian Diaspora Network Global, Doni Patti Djalal, dilakukan penyerahan buku Tabungan Bank BNI secara simbolis kepada Dewi Komalasari selaku pekerja korban PHK.
Advertisement
Sekjen kemnaker, Khairul Anwar menjelaskan, maksud penandatanganan kerja sama ini sebagai landasan kerja sama para pihak dalam rangka penyaluran donasi Diaspora Peduli kepada korban PHK dan/atau dirumahkan terdampak Covid-19.
"Tujuan perjanjian kerja sama ini adalah untuk terlaksananya kerja sama yang dapat memberi bantuan secara langsung kepada penerima manfaat yang difokuskan kepada korban PHK dan/atau dirumahkan," katanya.
Sekjen Kemnaker mengatakan, program Diaspora Peduli adalah bentuk bantuan family to family dan Kemnaker menjadi penyambung rezeki bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan, baik yang ter-PHK maupun yang dirumahkan. Diaspora Peduli ini merupakan program kali pertama yang ada dalam bentuk bantuan family to family.
"Dalam jangka pendek, kami ucapkan terima kasih atas gagasan Diaspora sehingga program ini bisa berjalan. Selanjutnya, kami menunggu arahan Pak Dino apa saja dan apa lagi, langkah yang harus kita lakukan bersama dengan berbagai pihak agar program dapat berjalan," kata Khairul.
Â
Program donasi One Family to One Family, besarannya adalah 50 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp780 ribu setiap bulannya dan ditransfer langsung kepada keluarga pekerja korban PHK atau yang dirumahkan akibat pandemi Corona. Target penerima program Diaspora Peduli ini di atas 5000 orang di tanah air.
"Mudah-mudahan inisiasi dan program Diaspora Peduli ini memberikan manfaat yang maksimal untuk saudara-saudara kita yang menjadi target atau sasaran program ini," katanya.
Dewi Komalasari (40 tahun), pekerja sebuah restoran di BSD, Tangerang Selatan, Banten, yang baru di-PHK pada 20 Maret 2020 lalu, mengaku senang atas bantuan dari Diaspora Peduli ini. Dewi yang memiliki dua anak dan single parent itu berharap bantuan sebesar Rp780 ribu itu, bisa menutupi kebutuhan hidup saya ke depan.
"Meski kecil, bantuan ini sangat berarti untuk membeli sembako. Saya akan gunakan sebaik-baiknya dan sehemat mungkin," ujar Dewi.
Hal senada diungkapkan rekannya Yadi Mulyadi (48) dari kabupaten Pandeglang, Banten. Sebagai pengemudi di perusahaan logistik dan memiliki tiga anak, setelah di-PHK, Yadi mengaku bekerja serabutan. Mulai dari supir angkot, hingga menjadi nelayan.
"Saya simpati adanya program Diaspora Peduli ini dan berharap ke depan, program Diaspora Peduli ini membawa kebaikan bagi keluarga saya dan teman-teman saya yang di-PHK," kata Yadi yang memiliki tiga anak tersebut.
Korban PHK lainnya Sumandra Febriana (36) juga tak kalah senang atas bantuan yang diterima dari Diaspora Peduli. Setelah tak bekerja, untuk mencari pemasukan bagi keluarganya, Febri menjadi pengantar makanan.
Ketika bekerja di restoran, Febri digaji sebesar Rp3,5 juta dan tak menerima pesangon setelah di PHK pada 20 Maret 2020 lalu. Bantuan Diaspora Peduli, akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, serta membayar listrik.
"Terimakasih banyak kepada Kemnaker dan Diaspora yang telah membantu kami, korban PHK. Bantuan Diaspora ini untuk kelangsungan hidup keluarga kita (korban PHK) dan keluarga kami," ujar pekerja restoran di BSD, Tangsel tersebut.