Sukses

Soal New Normal, Marwan Jafar: Penekanannya Tentang Kedisiplinan

Dia menilai, hal ini berlaku bagi siapapun, tanpa pandang bulu dan strata sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Marwan Jafar melihat keinginan kuat pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan roda ekonomi dan upaya penanganan penyebaran Covid-19 dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan efektif. Istilah yang ia sebut adalah menyeimbangkan antara madzhab ekonomi dan keselamatan.

"Kendati saat ini, orang yang terserang Covid 19 masih cukup tinggi. Apalagi jika dilakukan rapid test secara massal atau PCR secara massif dan meluas dengan sebaran yang merata di seluruh tanah air," ujar Marwan, Rabu (27/5/2020).

Dia pun menyayangkan instruksi Presiden Jokowi untuk mengadakan tes massal minimal 10 ribu per-hari belum terlaksana. "Dan seharusnya kita dukung sepenuhnya jauh-jauh hari kemarin," imbuh dia.

Marwan menegaskan, kementerian dan lembaga serta otoritas yang menangani Covid-19 harus bahu-membahu, bersinergi, berkoordinasi, dan berkolaborasi untuk mewujudkan itu. Apalagi sebelum diberlakukan era new normal, termasuk persiapan lainnya.

"Jika sampai saat ini belum terbukti, berarti memang ada yang perlu dievaluasi secara mendetail, menyeluruh, dan mencari solusi-solusi yang cepat dan tepat. Nah, sekarang pemerintah ingin memberlakukan apa yang disebut The New Normal, dan secara pelan sudah disosialisasikan, termasuk tahapan-tahapannya," ujar dia.

"Saya lebih enak menyebut era normal baru, dengan bahasa yang lebih mudah dipahami masyarakat luas. Menurut saya, rakyat kita di seluruh pelosok Tanah Air, terutama di kampung-kampung, daerah-daerah pinggiran belum paham dengan bahasa yang ke-Inggris-inggrisan itu," ujar dia.

Marwan mengimbau agar menggunakan komunikasi publik yang memudahkan, mengena, dan tepat sasaran.

"Malahan saya mengusulkan menggunakan bahasa yang lebih sederhana, Ayo Kerja Lagi, atau bahasa daerah sesuai dengan daerahnya masing-masing. Lebih simpel dan mudah dipahami, sekaligus punya makna ajakan serius," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Roda Ekonomi Harus Bergerak

Meskipun demikian, Ia termasuk orang yang setuju sejak awal, dan di berbagai kesempatan mengatakan roda ekonomi harus mulai bergerak dan pemberlakukan protokol kesehatan harus dilakukan dengan disiplin tinggi, seperti ala militer.

"Ini penekanan tentang kedisiplinan, dan berlaku bagi siapapun, tanpa pandang bulu dan strata sosial. Ini tidak bisa disepelekan," ujar dia.

Marwan menjelaskan tentang dampak dari pandemi corona covid-19 ini. Di antaranya pertumbuhan ekonomi makin menurun, meskipun sebelum pandemi Covid 19 sudah menurun dan jangan karena ada pandemi Covid 19 ini dijadikan satu-satunya alasan pertumbuhan ekonomi menurun.

"Tentu ada faktor lain dan butuh kajian mendalam. Faktanya sebelum Covid 19 pertumbuhan ekonomi sudah menurun. Bahkan kita harus mengantisipasi jika terjadi resesi ekonomi dunia. Mudah- mudahan tidak terjadi," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.