Sukses

Dibully Warganet, ART Ini Ternyata Jual Sembako Covid-19 untuk Ibunya yang Sakit

Dia menjual paket sembako yang hasil sumbangan tersebut ke grup di Facebook 'Jualbeli Hp daerah BSD, Serpong, Muncul'.

Liputan6.com, Jakarta - Novi (16), seorang pekerja rumah tangga, membuat ramai media sosial lantaran aksinya menjual kembali paket sembako terdampak Covid-19 hasil sumbangan.

"Dijual karena dapat banyak sembako, murah meriah," tulis akun Novi Rahmadani dalam media sosial Facebooknya yang dikutip Liputan6.com Jumat (29/5/2020).

Dia menjual paket sembako yang hasil sumbangan tersebut ke grup di Facebook 'Jualbeli Hp daerah BSD, Serpong, Muncul'.

Novi memberi tiga pilihan paket dagangannya. Mulai dari harga Rp 40 ribu yang berisi minyak sayur, gula pasir dan beras. Rp 45 ribu untuk paket berisi beras 5 kilogram dan 5 bungkus mie instan, dan Rp 50 ribu untuk sekilo telur ayam negeri, beras dan mie instan.

Aksi jualan Novi tersebut menuai kecaman dan hujatan warganet. "Makanya orang2 mental kaya gini ga pantes dapet bantuan dari pemerintah," tulis akun @nicho.andre1 dikolom komentar.

Namun, dibalik unggahan Novi dan cemoohan netizen, ternyata gadis rantau asal Semarang ini punya cerita tersendiri. Novi hanya hidup sebatangkara di Tangerang Selatan. Dia terpaksa putus sekolah saat kelas 2 SMP harus merantau ke kota orang demi membiayai ibunya di kampung halaman.

Saat di usia 13 tahun, Novi bekerja demi menafkahi ibunya. Karena, ayahnya sudah pergi tanpa tanggung jawab dan sudah tidak menafkahi sejak Novi usia 4 tahun.

Saat dikonfirmasi, Novi pun mau menjelaskan duduk perkara, mengapa dia sampai harus menjual paket sembako tersebut.

"Itu paket sembako dikasih sama tetangga-tetangga tempat saya bekerja, awalnya niatnya saya kan dapat sembako dua kali. Yang pertama dapat dari ibu-ibu kompleks yang saya kerja ditempatnya, karena dia bagikan untuk asisten rumah tangga,"tutur Novi.

Kemudian, paket lainnya, dapat dari warga komplek yang kenal sama ibunya di Semarang. Lantas, karena dia sendirian dan lebih membutuhkan uang, maka dia berinisiatif untuk menjual paketan sembako tersebut.

"Jadi karena saya sendirian saya butuh uang buat transfer ibu saya, ya sudah saya jual. Karena memang gak habis juga saya makan sendiri," tutur Novi yang bertempat tinggal di Serpong, Kota Tangsel itu.

Dia juga mengaku kaget unggahannya bisa menjadi viral dan ramai di berbagai media sosial. Namun, dirinya sudah mengklarifikasi dan meminta maaf kepada warga yang salah paham atas unggahannya.

"Iya saya kaget aja sebenarnya. Nggak menyangka. Ada yang dukung ada yang bully. Tapi banyak yang bully. Saya cuma mau minta maaf saja, mungkinkan ada kesalahpahaman karena mereka kira saya dapat dari pemerintah dan sebanyak itu ternyata mau dijual sama saya padahal kenyataan tidak seperti itu," jelas Novi.

2 dari 2 halaman

Bukan Bansos dari Pemerintah

Novi juga mengatakan, disaat pemerintah gencar membagikan paket sembako bagi warga yang kurang mampu dan terkena dampak Covid-19, Dia mengaku tidak mendapat bantuan sosial yang digembar gemborkan itu.

"Enggak dapat. Soalnya, katanya data-data saya tidak lengkap. Ibu sama bapak saya kan nikah sirih, nggak ada kartu keluarga, nggak ada akte kelahiran juga," tuturnya.

Namun, dari hasil penjualan sembakonya, dia berhasil mendapatkan Rp 130 ribu dan bisa menjadi tambahan untuk mengirimkan ke ibunya yang sedang sakit di Semarang.

"Lakunya cuma 130 ribu, tapi tadi ada yang tawar. Tapi itu lumayan buat transfer orang tua buat tambah-tambahan. Semua harga Rp 130," ujar Novi.

Tentu penghasilannya sebagai ART yang hanya Rp 1,4 juta harus disisihkannya untuk membayar kontrakan dan mengirim uang ke ibunya.Â