Sukses

AirNav: Tahun Ini, Pilot Hanya Laporkan 3 Kasus Balon Udara Liar

Kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan pada hari pertama Lebaran tahun lalu. AirNav Indonesia disebut sudah menerima 30 laporan dari pilot terkait balon udara liar.

Liputan6.com, Jakarta - AirNav Indonesia mengklaim terdapat penurunan signifikan dari laporan pilot mengenai gangguan balon udara liar pada periode Lebaran tahun ini, bila dibandingkan tahun lalu.

Direktur Utama AirNav Indonesia M Pramintohadi Sukarno, mengatakan, hingga Senin, 1 Juni 2020, pihaknya hanya menerima tiga laporan pilot mengenai gangguan balon udara liar selama periode Lebaran 2020 ini.

"Kami menerima tiga laporan pilot mengenai gangguan balon udara liar, turun drastis dibandingkan periode lebaran tahun lalu," ungkapnya.

Kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan pada hari pertama Lebaran tahun lalu. AirNav Indonesia disebut sudah menerima 30 laporan dari pilot terkait balon udara liar.

Sehingga total selama periode lebaran 2019, pihaknya menerima 59 laporan pilot mengenai gangguan balon udara.

Pengurangan laporan ini diduga lantaran, selama tiga tahun terakhir terdapat tren penurunan laporan pilot mengenai gangguan balon udara yang cukup signifikan.

"Pada periode lebaran tahun 2018 kami masih menerima 112 laporan pilot mengenai gangguan balon udara. Kemudian turun hampir setengahnya menjadi 59 laporan pada 2019 dan pada periode lebaran ini menjadi tiga laporan," kata Pramintohadi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bersinergi Erat dengan Industri Penerbangan Nasional

AirNav Indonesia, menurut Pramintohadi dapat menurunkan jumlah laporan gangguan balon udara berkat sinergi erat, dengan seluruh pemangku kepentingan industri penerbangan nasional, institusi pemerintah terkait dan komunitas di daerah serta peran masyarakat.

"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya peran serta seluruh elemen yang terlibat dalam menyelaraskan tradisi dengan peningkatan keselamatan penerbangan. Pencapaian ini merupakan hasil kerja bersama seluruh elemen yang terlibat mulai dari Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, Polri, TNI, komunitas pegiat balon udara dan masyarakat," jelas Pramintohadi.