Sukses

Komisi VI DPR: Penggantian Sejumlah Dirut BUMN Terlalu Terburu-buru

Deddy menduga, pencopotan para Dirut BUMN Karya tersebut bukanlah akibat kinerja yang buruk, tetapi oleh sebab-sebab lain.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN telah melakukan pergantian Direktur Utama BUMN Karya besar, yaitu PT Waskita Karya (WASKITA), PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Hutama Karya (HK), PT Adhi Karya (ADHI), dan menyusul PT Wijaya Karya (WIKA).

Seluruh Direktur Utama BUMN Karya itu dicopot, kecuali Budiharto yang mendapat posisi baru dari sebelumnya Dirut di Adhi sekarang mengawaki Hutama Karya.

Anggota Komisi VI DPR RI, Deddy Yevri Sitorus mengatakan, dari semua yang diganti, dua di antaranya sudah melewati usia produktif yaitu Dirut Waskita Karya dan Hutama Karya. Kondisi keuangan kelima perusahaan itu umumnya cenderung baik, kecuali HK dan Waskita yang pendapatannya cenderung menurun dan memiliki beban utang mega proyek yang cukup besar.

Menurut Deddy, isu pergantian para Dirut BUMN Karya itu sudah lama beredar sehingga tidak mengejutkan.

"Saya sudah lama mendengar kabar itu”, jawab Deddy, dalam pernyataan tertulis kepada media, Jumat (5/6/2020).

Wakil rakyat dari daerah pemilihan Kalimantan Utara itu menduga pencopotan para Dirut BUMN Karya tersebut bukanlah akibat kinerja yang buruk, tetapi oleh sebab-sebab lain.

“Setahu saya bukan karena kinerja ya, sebab mereka yang diganti itu semuanya adalah ujung tombak pelaksanaan visi Presiden Jokowi di bidang percepatan pembangunan infrastruktur periode pertama kemarin,” ungkap peraih suara terbanyak pada pemilu legislatif di Kalimantan Utara itu.

Deddy yakin, tujuna dari penggantian para Dirut bagian dari penyegaran di institusi BUMN.

"Saya yakin Pak Erick Thohir paham bagaimana menilai kemampuan dan potensi dari para Dirut yang diganti itu. Saya tidak melihat bahwa ada upaya pembersihan, pasti ada skenario yang dibuat Kementerian BUMN,” kata Deddy.

Lebih lanjut, pria kelahiran Sumatera Utara itu mengatakan BUMN Karya itu sedang memasuki masa suram dan menghadapi tantangan berat. Pasalnya, kondisi makro ekonomi sedang kurang baik, ditambah dampak pandemi Covid-19 yang menyebabkan tekanan terhadap korporasi sangat besar.

“Beban utang jangka panjang dan pendek, cost of fund investasi di masa lalu, minimnya proyek baru baik melalui APBN atau market adalah sedikit di antara  masalah mendesak yang harus dihadapi para Dirut baru itu,” ungkap Deddy.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Harapan untuk Dirut Baru

Deddy berharap,para Dirut baru BUMN Karya tersebut harus segera memikirkan cara untuk melakukan restrukturisasi utang dan bisnisnya, melakukan negosiasi, dan mencari sumber pembiayaan baru.

"Saya melihat penggantian para Dirut itu terlalu terburu-buru. Tidak ada kebutuhan mendesak saat ini dan idealnya dilakukan tahun depan, sekarang tidak urgent,” ucap Deddy.

"Harusnya ada masa transisi, minta para Dirut itu menyelesaikan berbagai masalah yang menumpuk sebelum digantikan. Ini agar para Dirut yang baru tidak kesulitan ketika mengambil posisi itu,” lanjutnya.