Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengunjungi rumah korban penyerangan Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan. Dalam penyerangan tersebut, 1 anggota polisi meninggal dunia.
Boy yang melakukan kunjungan ke Kecamatan Daha, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Sabtu (6/6/2020) mengatakan, turut berbelasungkawa atas gugurnya almarhum.
Pada kesempatan tersebut, dia menyampaikan tentang pemberian program bantuan yang akan diberikan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk keluarga almarhum Bripka Anumerta Leo Nardo Latupapua.
Advertisement
"Kita juga meyakinkan pihak keluarga bahwa proses hukum berjalan secara objektif dan terukur akan terus kami lakukan," kata dia, di Desa Tumbukan Banyu, Kecamatan Daha Selatan. Demikian dilansir Antara.
Terkait harapan pihak keluarga korban penyerangan pelaku teror di Polsek Daha Selatan terhadap masa depan anak dan sebagainya, secara institusi akan diberikan bimbingan, termasuk ketika putra-putri almarhum ingin menjadi polisi.
Pihak kepolisian melalui Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) akan memberikan pendampingan, dan secara langsung Kapolda Kalsel Irjen Nico Afinta telah mendengar langsung harapan dari pihak keluarga.
Istri almarhum Bripka Anumerta Leo Nardo Latupapua, Rukinah mengatakan berterima kasih telah dikunjungi rombongan Komjen Pol Boy Rafli Amar beserta LPSK yang menyempatkan diri datang secara langsung.
"Ini jadi satu kebanggaan tersendiri bagi kami dari keluarga almarhum, suami saya tidak sia-sia pengorbanannya, benar-benar NKRI harga mati sampai titik daerah penghabisan dalam membela negara," ujarnya.
Rukinah berharap, dapat dikuatkan dalam mendidik dua anaknya, yaitu satu laki-laki berumur delapan tahun dan satu perempuan berumur empat tahun.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Terduga Teroris Lone Wolf
Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, pelaku penyerangan Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan, pada Senin 1 Juni 2020 dini hari waktu setempat merupakan terduga teroris yang beraksi sendiri alias lone wolf.
"Dia adalah lone wolf," tutur Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (2/6/2020).
Menurut dia, pelaku membangun cara pandangnya lewat internet. Hingga akhirnya dia nekat melakukan aksinya dengan menyerang petugas di polsek.
"Dia mempelajari pengetahuan itu dari internet, belajar sendiri, membaca sendiri, memprediksi sendiri," jelas Argo.
Sebelumnya, Kapolri Jendral Idham Azis menaikkan pangkat Brigadir LL, korban meninggal dunia atas insiden penyerangan orang tidak dikenal di Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan.
"Menaikkan pangkat setingkat lebih tinggi kepada korban," tutur Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan Kombes Mochamad Rifai dalam keterangannya, Senin 1 Juni 2020.
Menurut Rifai, Kapolri juga memberikan santunan kepada keluarga almarhum. Jajaran Polda Kalimantan Selatan pun telah mengunjungi rumah sakit dan rumah duka Brigadir LL.
"Atas kejadian tersebut Kapolri Jenderal Idam Azis turut berbela sungkawa," kata Rifai.
Peristiwa itu berawal saat proses jaga malam oleh tiga petugas tersebut yang mendadak didatangi orang tidak dikenal yang membawa senjata tajam jenis katana sekitar pukul 02.15 Wita. Bripda Azmi saat itu berada di Ruang Unit Reskrim mendengar keributan di Ruang SPKT.
Saat tiba di lokasi, dia terkejut melihat Brigadir Leonardo sudah mengalami luka bacok senjata tajam. Dia lantas meminta tolong kepada Brigadir Djoman.
Nyatanya, pelaku melihat dua anggota polisi itu dan kembali melakukan penyerangan. Bripda Azmi yang berhasil lolos langsung lari ke Ruang Intel Binmas dan meminta bantuan Polres Hulu Sungai Selatan. Sementara Brigadir Djoman turut menjadi korban penyerangan.
Orang tidak dikenal itu nyatanya bersembunyi di ruangan Unit Reskrim Polsek Daha Selatan. Petugas pun melakukan tindakan tegas lantaran pelaku menolak menyerahkan diri dan tetap melakukan perlawanan.
Advertisement