Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah negara di dunia tak terkecuali Indonesia kini tengah berpacu untuk menemukan vaksin virus Corona atau Covid-19.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meminta para peneliti Indonesia untuk mengembangkan vaksin sendiri guna menangkal virus corona Covid-19.
Menurut Jokowi saat ini ada 147 negara yang tengah berusaha menemukan vaksin virus corona jenis baru penyebab penyakit Covid-19. Namun, vaksin tersebut nantinya akan diprioritaskan untuk kebutuhan masing-masing negara.
Advertisement
"Kita punya 270 juta warga sehingga mau tidak mau, tidak mungkin mengandalkan impor. Jadi harus siap riset vaksin untuk Indonesia sendiri,"Â kata Jokowi.Â
Para peneliti di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menjawab tantangan itu. Mereka memperkirakan hasil antigen kandidat vaksin Covid-19 di Indonesia akan tersedia dan selesai antara Juni hingga Oktober 2020.
Berikut sejumlah langkah yang telah dilakukan para peneliti Eijkman untuk menemukan antigen kandidat vaksin Covid-19 di Tanah Air:Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mengetahui Karakteristik Genetik dari Covid-19
Menurut peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, mengetahui karakteristik genetik dari Covid-19 dapat menentukan strategi yang hendak digunakan dalam penyediaan bibit vaksin virus tersebut.
"Ini adalah tahap pertama dari pembuatan vaksin Indonesia, yakni kita harus tahu informasi genetik virus," kata tim peneliti vaksin COVID-19 dari lembaga Eijkman Prof. dr. Herawaty Sudoyo di Jakarta, Senin, 8 Juni 2020.
Hal tersebut dinilai penting, sebab evolusi virus mudah bermutasi di inang sehingga jangan sampai mengambil bagian-bagian yang berubah. Jika terjadi, maka bisa menyebabkan vaksin akan gagal.
Advertisement
Menggunakan Teknologi WGS
Penguraian informasi genetik virus dilakukan lembaga tersebut dengan menggunakan teknologi Whole Genome Sequencing (WGS) SARS-CoV-2 asal Indonesia yang merupakan WGS pertama kontribusi dari Indonesia untuk nasional maupun internasional.
Dalam mengkarakterisasi virus SARS-CoV-2 di Indonesia, kata dia, penting untuk memonitor evolusi virus serta menentukan seberapa cepat virus beradaptasi saat menyebar.
Hal itu dapat dilakukan dengan turut melacak rute transmisi atau penyebaran virus tersebut di Tanah Air.
Mengidentifikasi Target
Mengidentifikasi target, menurut tim peneliti vaksin Covid-19 dari lembaga Eijkman Prof dr Herawaty Sudoyo di Jakarta, sangat penting untuk memprediksi ancaman pandemi berikutnya.Â
"Tidak kalah penting ialah mengidentifikasi target untuk terapi dan vaksin serta memprediksi ancaman pandemi berikutnya. Mau tidak mau kita tidak bisa meloncati tiap-tiap tahapan ini untuk memperoleh vaksin," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin, 8 Januari 2020.Â
Sejauh ini, ujarnya, Indonesia telah memasukkan data dari genome Indonesia ke salah satu organisasi yakni GISAID di mana merupakan bank data genome seluruh dunia.
Advertisement
Sudah Dikirim ke GISAID
dr Herawaty Sudoyo menambahkan, saat ini sampel virus Indonesia sudah dikirim atau dimasukkan ke GISAID sejak 5 Mei 2020 yang terdiri atas 13 sekuens virus yakni tujuh dari Eijkman dan enam dari Universitas Airlangga.
Menurutnya, sebenarnya jika Indonesia tidak punya data genome tersebut tidak masalah, sebab datanya masih bisa dilihat di GISAID dengan total sekitar 36 ribu data dari seluruh dunia. Bahkan juga bisa melihat tempat-tempat untuk membuat bibit vaksin.
"Tapi kita kan berpikir bagaimana jika virus tersebut setelah berkelana ke seluruh dunia lalu masuk ke Indonesia dengan inang berbeda lalu bermutasi. Jadi kita tetap ingin informasi itu," ujarnya.
Ia mengatakan, GISAID sangat senang akhirnya Indonesia memasukkan data ke bank data tersebut. Degan begitu, menunjukkan bahwa Indonesia tidak kalah dengan negara lainnya.
Kandidat Vaksin Covid-19 Selesai Oktober 2020
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman memperkirakan hasil antigen kandidat vaksin Covid-19 di Indonesia akan tersedia dan selesai antara Juni hingga Oktober 2020. Setelah melewati kloning gen ke vektor pada Mei 2020.
"Lanskap dunia terkait vaksin Covid-19 menunjukkan ada 121 kandidat vaksin dalam fase penelitian dan diantaranya itu sama platformnya yang akan diambil oleh Indonesia," kata tim peneliti vaksin Covid-19 dari lembaga Eijkman Prof. dr. Herawaty Sudoyo di Jakarta, Senin, 8 Juni kemarin.
Secara umum, dari 121 kandidat vaksin dalam fase penelitian dunia tersebut, 40 di antaranya memilih platform protein subunit. Platform ini merupakan satu dari tujuh strategi platform atau pengembangan vaksin di dunia.
Jumlah kandidat vaksin yang masih berada dalam penelitian tersebut, kata Herawaty pada hakikatnya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kandidat vaksin dalam gambaran Badan Kesehatan Dunia yang telah berada pada tahap evaluasi klinis dengan berbagai platform.
Untuk Eijkman sendiri, tahapan isolasi dan amplifikasi gen spike ialah pada Maret hingga April 2020. Kemudian kloning vektor pada Mei 2020 dan dilanjutkan dengan menghasilkan antigen kandidat vaksin pada Juni hingga Oktober 2020.
Dari proses ini diperkirakan uji klinis berlangsung pada November 2020 hingga Januari 2021 dan skala produksi pada Februari 2021.
"Nantinya vaksin yang tersedia akan memberikan imunitas pada bangsa dan sambil menunggu maka kita tetap terapkan semua protokol hidup sehat," ujar dia.
Advertisement