Sukses

Pemprov DKI: Rp 1,2 Triliun Sudah Digelontorkan untuk Penanganan Covid-19

Anggaran yang disediakan Pemprov DKI Jakarta mencapai Rp 5,3 triliun melalui Belanja Tidak Terduga (BTT).

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Edi Sumantri mengatakan pihaknya telah menggelontorkan dana sebesar Rp 1,2 triliun untuk penanganan virus corona atau Covid-19.

Dia mengatakan, anggaran yang disediakan Pemprov DKI Jakarta mencapai Rp 5,3 triliun melalui Belanja Tidak Terduga (BTT).

"Saat ini sudah dialokasikan untuk penanganan Covid-19 dan bansos dalam BTT adalah sebesar Rp 5,3 triliun. Tadi sudah saya sampaikan yang sudah dicairkan Rp 1,2 triliun," kata Edi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (9/6/2020).

Dia mengatakan Pemprov DKI juga memproyeksikan pemberian bansos untuk warga hingga Desember 2020 seperti halnya keputusan pemerintah pusat. Bila anggaran tidak cukup, lanjut dia, pihaknya akan mengalokasikan kembali dalam APBD perubahan 2020.

Selain itu, kata Edi, prioritas anggaran penanganan Covid-19 berdasarkan arahan Kementerian Dalam Negeri. Yang diprioritaskan yakni sektor kesehatan, jaring pengamanan sosial dan pemulihan ekonomi.

"Kalau ditanya ada atau nggak, duitnya berjalan seiring penerimaan (pajak) yang masuk. Kita lihat nanti kalau bansos sampai Desember 2020 ini mudah-mudahan ini cukup," ucapnya.

Sementara itu, jumlah pasien positif Covid-19 akibat virus Corona di Jakarta terus naik. Saat ini, jumlah pasien positif Corona bertambah 239 orang menjadi 8.276 kasus.

Hal ini berdasarkan data yang tercantum dalam laman corona.jakarta.go.id yang diakses Liputan6.com pukul 14.20 WIB, Selasa (9/6/2020).

Pada laman tersebut juga dituliskan jumlah pasien Corona yang dinyatakan sembuh sebanyak 3.369 orang, meninggal 547 orang, yang masih mendapatkan perawatan di rumah sakit ada 1.442 orang dan isolasi mandiri ada 2.918 orang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Masih Menunggu Hasil

Selain itu, jumlah yang masih menunggu hasil sebanyak 3.938 kasus. Kemudian sebanyak 5.873 kasus yang telah diketahui titik penyebaran berdasarkan kelurahannya dan 818 belum diketahui.

Ribuan kasus tersebut tersebar di lima kota administrasi dan satu kabupaten di Jakarta.