Sukses

Baru 2 Bulan Tunangan, Duda di Bogor Tewas Gantung Diri karena Terdampak Corona

Duda satu anak itu ditemukan tewas gantung diri di pintu kamar rumahnya di Perumahan Primavera Residence, Desa Bojong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Liputan6.com, Bogor - Seorang pria berinisial TH (40) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Duda satu anak itu ditemukan tewas gantung diri di pintu kamar rumahnya di Perumahan Primavera Residence, Desa Bojong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh driver ojek online (ojol) sekitar pukul 21.00 WIB, Selasa 9 Juni 2020.

Saat itu, driver ojol mendatangi rumah TH bermaksud mengantarkan makanan yang dipesan oleh AE, tunangan korban. Karena TH tinggal di rumah tersebut seorang diri, sementara AE tinggal di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Selanjutnya, pengemudi ojek daring mengetuk pintu rumah korban. Namun, panggilan itu tak kunjung dijawab korban. Diver ojol tersebut akhirnya mengirim pesan singkat kepada AE, korban tak kunjung ke luar rumah.

"Tunangannya langsung membalas chating dan meminta tolong kepada ojol untuk dicek ke dalam karena barusan bilangnya mau bunuh diri," ujar Angga, tetangga korban.

Setelah membaca pesan tersebut, driver ojol mendatangi rumah Angga bermaksud meminta bantuannya untuk ikut memastikan kebenaran informasi itu.

"Setelah mendengar cerita itu, saya enggak berani gedor rumah. Saya langsung ke rumah Pak RT dan kita langsung sama-sama ngecek bener atau enggaknya," kata Angga.

Setelah tiba di depan rumah korban, mereka sempat beberapa kali memanggil korban, namun tidak ada balasan. Pintu rumah pun dalam keadaan terkunci.

Karena curiga, Angga mengambil kursi dan meletakkannya tepat di bawah roster atau lubang angin, lalu pandangan matanya mengarah ke setiap sudut ruangan.

Angga sangat terkejutnya begitu melihat sesosok manusia gantung diridi pintu kamar. Hingga akhirnya mereka mendobrak pintu rumah dan didapati TH sudah dalam kondisi meninggal.

"Ketika saya lihat dari lubang angin di atas pintu, korban sudah tergantung," ucap Angga.

Menurut Angga, korban adalah sosok lelaki pendiam dan jarang bergaul dengan tetangga. Sejak pandemi virus corona mewabah, TH lebih banyak diam di rumah.

"Sesekali suka ikutan nongkrong kalau ada orang duduk di pos. Tapi jarang ngobrol, kalau ngobrol juga ngomongin proyek. Dia kan suka ngerjain proyek bangunan," terang Angga.

Sementara itu, AE menuturkan, sesaat sebelum gantung diri, tunangannya sempat mengirim foto melalui WhatsApp. Di foto itu korban yang mengenakan kaos warna merah dalam posisi lehernya diikat tali warna putih.

"Waktu itu saya mau pesenin makan, dia malah ngirim foto mau gantung diri. Setelah ngirim foto itu jam 8 malem, handphonenya susah dihubungi," kata AE.

Sekitar 30 menit kemudian, dia menerima kabar dari pengemudi ojol tersebut bahwa benar jika tunangannya meninggal karena gantung diri.

"Saya dikasih tahu sama tukang ojol, Pa RT juga ngabarin," ujar AE.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tak Menyangka

AE tidak menyangka jika tunangannya mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. Padahal, hubungan asmara dengan tunangannya baik-baik saja.

"Sama saya enggak ada masalah, sama keluarganya dia juga enggak ada (masalah). Semua baik-baik saja," tutur AE.

Hanya saja, TH sempat bercerita belum menerima gaji selama 3 bulan. Sementara korban juga harus membayar honor anak buahnya yang bekerja di proyek gedung.

"Dia lulusan arsitek, kerjaannya di proyek gitu. Semenjak corona ini gajinya belum dibayar 3 bulan sama bosnya," ucap AE.

TH diketahui seorang duda beranak satu. Setelah bercerai, ia menjalin hubungan asmara dengan AE pada Desember 2019. Pada 15 Maret 2020, TH bertunangan dengan AE yang juga berstatus janda.

"Hanya tunangan saja, belum ada rencana kapan menikahnya," kata dia.

Sementara itu, jenazah korban lalu dibawa dibawa ke Rumah Sakit Kramatjati, Jakarta Timur untuk diautopsi. Saat ini, kasus tersebut masih dalam penyelidikan aparat kepolisian.