Sukses

Cerita soal Perambah Hutan di Trenggalek Terpapar Corona yang Bikin Bingung

Seorang perambah hutan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dipastikan terpapar virus Corona, setelah hasil uji swab lendir tenggorokannya dinyatakan positif Covid-19. Sebab penularannya, belum diketahui.

Liputan6.com, Jakarta Seorang perambah hutan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dipastikan terpapar virus Corona, setelah hasil uji swab lendir tenggorokannya dinyatakan positif Covid-19.

Kasus Covid-19 ke-13 di Kabupaten Trenggalek itu diumumkan langsung oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Perambah hutan asal Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo ini berpotensi menjadi kasus Covid-19 pertama yang berasal dari transmisi lokal.

"Pasien ke-13 ini merupakan tahapan baru kasus Covid-19, karena tidak ada riwayat perjalanan, meskipun yang bersangkutan sering berkontak erat dengan orang luar," kata Bupati Nur Arifin yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Trenggalek ini, seperti dilansir Antara, Selasa 9 Juni 2020.

Adanya kasus ini, kata Arifin, maka eskalasi Corona di Trenggalek menjadi meningkat.

Pemkab Trenggalek masih mendalami kasus Covid-19 pertama pada perambah hutan itu. Sebab, pasien ini yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota dalam satu hingga dua bulan terakhir.

"Selain menjadi perambah hutan, yang bersangkutan juga menjadi jasa perantara mencarikan tanah hutan untuk orang luar kota," kata Arifin.

Status positif Corona disandang perambah hutan asal Desa Karanggandu ini setelah yang bersangkutan memeriksakan keluhan sakit giginya ke RSUD dr Soedomo, Trenggalek.

Tim medis yang menangani awalnya melakukan skrining awal dengan cara tes cepat Covid-19.

Karena hasilnya reaktif, petugas medis lalu menindaklanjutinya dengan melakukan swab tenggorokan untuk diperiksakan ke laboratorium Corona di RSUD dr Iskak, Tulungagung, dan hasilnya positif.

Karena sudah dinyatakan positif Corona, Pemkab Trenggalek segera melakukan penelusuran cepat orang yang kontak erat dengan pasien tersebut dan didapati ada 10 Orang Tanpa Gejala (OTG).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kejar Asal Penularan

10 orang OTG ini antara lain, istri pasien (55) yang kesehariannya juga berprofesi sebagai perambah hutan dan penjual reyeng ikan, menantunya (45) bekerja sebagai petani, anak ke dua pasien (34) berprofesi sebagai nelayan dan petani, Mereka merupakan warga Dukuh Karangsono, Desa Karanggandu.

Selama pasien 13 ini sakit, ada beberapa orang yang mengantar, menunggui dan membawa pulang dari rumah sakit ke rumah, yaitu istri anak ke dua (32) berprofesi sebagai ibu rumah tangga, cucu (15) pelajar kelas 11 SMP di Watulimo dan tinggal dengan orangtuanya berinisial DW warga Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo, anak ke tiga pasien (22) tinggal di Desa Tasikmadu, berprofesi sebagai nelayan dan sering tinggal di rumah pasien 13.

Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Trenggalek masih mendalami OTG anak ke dua pasien yang juga bekerja sebagai sopir serabutan sehingga perlu dilakukan tracing atau penelusuran secara mendalam.

Bisa dimungkinkan munculnya kasus dari sini, sehingga kasus pasien 13 bukan kasus transmisi lokal pertama di Trenggalek.

"Semoga begitu. Karena bila kasus transmisi lokal pertama, maka penanganan Covid-19 di Trenggalek akan semakin berat," kata Arifin.