Liputan6.com, Jakarta Menyambut new normal, simulasi kenormalan baru dilakukan di sejumlah destinasi wisata di Banyuwangi. Dengan protokol kesehatan yang ketat, simulasi salah satunya dilakukan di Agrowisata Tamansuruh (AWT) di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah.
AWT mulai diterapkan fasilitas protokol kesehatan hingga skema pembatasan pengunjung. "Sudah kami simulasikan di destinasi agrotourism seluas 10 hektare ini. Protokol pencegahan Covid-19 sudah didukung fasilitas yang baik. Skema pembatasan pengunjung juga sudah disiapkan dengan sistem online," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (10/6)
Baca Juga
Dalam dua hari terakhir, dua simulasi new normal dijalankan di Agrowisata Tamansuruh. Pertama, dengan menempatkan penyaluran bansos yang biasanya di kantor kecamatan ke destinasi tersebut. Kedua, saat kunjungan kepala perwakilan BUMN dan dunia usaha.
Advertisement
Di pintu masuk, petugas melakukan pengecekan suhu tubuh setiap pengunjung, menyemprotkan handsanitizer, dan mempersilakan mencuci tangan sebelum memasuki area agrowisata. Petugasnya pun tertib menggunakan alat perlindungan diri, seperti masker, face shield, dan sarung tangan.
"Pihak pengelola sepakat akan membatasi jumlah pengunjung guna menghindari kerumunan massa. Saya pikir bagus sekali, ini bisa jadi model yang bisa dicontoh destinasi lain. Sanitasinya bagus. Kamar mandi bersih. Fasilitas cuci tangan pakai sabun tersedia representatif," imbuh Anas.
Dengan cara seperti ini, siapapun yang berkunjung ke Banyuwangi akan merasa tenang karena sudah mengikuti protokol kesehatan.
"Garansi seperti ini sangat penting untuk menarik wisatawan. Kita harus bangkit dengan kembali produktif untuk memulihkan perekonomian, namun tetap aman dari Covid-19," papar Anas.
Di Agrowisata Tamansuruh, juga tersedia berbagai sayur hingga buah-buahan organik. ”Dengan mengonsumsi langsung di lahannya, ini menjanjikan experience unik sekaligus meningkatkan kesehatan pengunjung,” terangnya.
Agrowisata Tamansuruh berada di kaki Gunung Ijen. Dikonsep agro-tourism, destinasi ini menampilkan beragam pertanian Banyuwangi, mulai padi hitam organik hingga beragam buah dan sayur organik. Juga ada hamparan bunga-bunga cantik warna warni yang menjadi spot Instagrammable.
"Pemandangannya indah, komplit mulai pegunungan, sawah, hingga Selat Bali yang bisa dilihat dari ketinggian. Udaranya sejuk berlimpah oksigen. Cocok banget buat liburan bareng keluarga," ujar Anas.
Destinasi ini juga menjadi tempat edukasi pertanian, sekaligus lahan percobaan/demplot. Yang terbaru, ada 33 varietas melon dikembangkan, termasuk melon chamoe, varietas melon asli Korea yang jadi primadona di Indonesia.
"Sudah sukses dikembangkan di sini, dan bisa diaplikasikan petani di lahannya masing-masing," ujarnya.
Para pelaku pariwisata Banyuwangi, lanjut Anas, terus memastikan kesiapannya menyambut era tatanan baru. "Yang penting disiapkan dulu. Kapan bukanya, kita tunggu komando dari pusat."
(*)