Liputan6.com, Jakarta Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo wafat malam ini, Sabtu (13/6/2020) karena serangan jantung di Rumah Sakit Cimacan, Cianjur, Jawa Barat.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang lahir di Magelang, Jawa Tengah pada 5 Mei 1955 itu tutup usia sekitar pukul 19.43 WIB.
Pramono Edhie Wibowo merupakan adik dari Ani Yudhoyono, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Lulusan Akademi Militer tahun 1980 itu mengawali karir dengan ditunjuk sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassandha.
Advertisement
Setelah menjadi perwira Operasi Grup I Kopassandha pada 1981, Pramono Edhie kembali ditunjuk sebagai Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha pada 1984.
Di tahun 1995, Pramono Edhie menempuh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Setahun kemudian, dia menempati posisi sebagai Perwira Intel Operasi grup I Kopassus.
Karir Pramono Edhie terus menanjak dengan menjabat sebagai wakil komandan Grup 1/Kopassus pada 1996 dan terpilih menjadi Komandan Grup 1/Kopassus dua tahun kemudian.
Saat Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden Republik Indonesia, Pramono Edhie terpilih menjadi Ajudan Presiden pada tahun 2001. Di tahun yang sama, dia menempuh Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) dan kemudian menjabat sebagai Perwira Tinggi Staf Ahli Bidang Ekonomi Sesko TNI 2004.
Secara berderet, Pramono Edhie menjadi Wakil Danjen Kopassus pada 2005, Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro pada 2007, dan Komandan Jenderal Kopassus TNI Angkatan Darat pada 2008-2009. Masuk 2009, dia menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi dan ditunjuk menjadi Panglima Kostrad (Pangkostrad) pada 2010.
Pada 2011, Pramono Edhie dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI George Toisutta. Dia pensiun secara resmi dari militer pada Mei 2013 dan digantikan oleh Letjen TNI Moeldoko.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pendonor Sumsum Tulang Belakang Ani Yudhoyono
Pramono Edhie Wibowo juga menjadi pendonor sumsum tulang belakang kepada almarhumah Ani Yudhoyono.
Menurut politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahean, hanya sumsum tulang belakang sang adiknya-lah yang cocok dan identik dengan Ani Yudhoyono.
"Iya, jadi pendonornya adiknya sendiri, Pak Pramono Edhie. Kita harapkan dengan adanya donor ini, Ibu Ani segera sembuh," kata Ferdinand kepada Liputan6.com, di Jakarta, Rabu 6 Maret 2019 lalu.
Namun, Ferdinand belum mengetahui kapan dilangsungkan operasi transplantasi sumsum tulang belakang.
"Belum update kapan dilakukan operasi, karena keputusan (pendonor adalah Pramono Edhie) setelah selesai serangkaian pemeriksaan," ujar dia.
Ferdinand mengatakan, awalnya, Pramono Edhie sempat diragukan untuk menjadi pendonor karena masalah usia.
"Tapi setelah diperiksa Beliau masih bisa dan sehat," ujar Ferdinand.
Sebenarnya, kata Ferdinand, bukan hanya Pramono Edhie yang diperiksa sebagai pendonor. Adik bungsu Ani Yudhoyono, Hertanto Edhie Wibowo, juga ikut diperiksa.
"Namun kurang identik, yang paling identik Pak Pramono Edhie," ucap Ferdinand.
Oleh dokter di Singapura, Ibu Ani divonis mengidap kanker darah. Sejak itulah, Ibu Ani menjalani perawatan di National University Hospital. Ani Yudhoyono meninggal dunia pada 1 Juni 2019 karena penyakit kanker darah.
Advertisement