Sukses

PSBB di Masa Transisi, Begini Kabar Tempat Hiburan di DKI Jakarta Saat Ini

Pengelola Monumen Nasional menyebut hanya ada dua pintu masuk yang dibuka ketika masa PSBB transisi pada 20 Juni 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di masa transisi menuju new normal kini tengah diberlakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Kebijakan ketat yang awalnya diterapkan pada sejumlah kegiatan sosial dan ekonomi, kini mulai dilonggarkan.

Di antaranya membuka kembali tempat peribadatan, aktivitas perkantoran, pertokoan, restoran, tempat wisata hingga pusat perbelanjaan atau mal.

Meski dilonggarkan, kegiatan di atas harus tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat guna menekan penyebaran virus Corona. Sepert diketahui, jumlah kasus positif di Ibu Kota dilaporkan terus mengalami peningkatan.

Terhitung hingga Rabu, 17 Juni kemarin tercatat ada penambahan kasus positif sebanyak 1.031 orang. Sehingga totalnya menjadi 41.431 pasien yang terpapar Covid-19, virus mematikan yang berasal dari Wuhan, China tersebut.

Lantas, seperti apa kondisi sejumlah tempat wisata dan hiburan di wilayah DKI di masa PSBB  transisi saat ini?

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 5 halaman

Hanya 2 Akses Masuk Menuju Monas

Pengelola Monumen Nasional menyebut hanya ada dua pintu masuk yang dibuka ketika masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pada 20 Juni 2020.

"Akan dibatasi akses keluar masuknya. Pintu masuk hanya ada dua. Yaitu di pintu barat daya dan pintu dekat Stasiun Gambir (pintu timur)," kata Kepala Seksi Ketertiban Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas Deddy Nurahmat saat dijumpai di Monas, Jakarta, Rabu,, 17 Juni 2020.

Deddy mengatakan, nantinya setiap pengunjung yang akan masuk ke kawasan Monas akan menjalani pemeriksaan suhu tubuh dan diwajibkan mencuci tangan sesuai protokol kesehatan Covid-19.

Ia memastikan di setiap titik pintu masuk kawasan Monas akan ada wastafel, sehingga mempermudah masyarakat untuk mencuci tangannya pada saat berkunjung di Monas.

"(Wastafel) banyaklah. Kita buat kayak musala di satu titik ada dua sampai tiga wastafel," kata Deddy seperti dikutip Antara.

Pengunjung yang datang nantinya harus mengikuti rute jalur yang telah disediakan di kawasan halaman Monas sehingga dipastikan tidak ada pengunjung yang dapat bertabrakan.

3 dari 5 halaman

Tempat Hiburan di DKI Belum Dibuka

Lain halnya dengan tempat hiburan di wilayah DKI Jakarta. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Cucu Ahmad Kurnia menyebut, tempat-tempat hiburan tersebut di masa transisi belum dapat dibuka.

Tidak klopnya antara hitung-hitungan bisnis dan keharusan menjalankan protokol adalah penyebabnya.

"Belum ada protokol yang bisa win-win solution, kita paksakan protokol, (pelaku usaha) tekor. Tidak diterapkan protokol, risiko (bagi pengunjung)," kata Cucu di Jakarta, Rabu, 17 Juni kemarin.

Dia mencontohkan konser. Tentu di masa PSBB transisi, protokol kesehatan harus dijalankan. Pelaksanaan protokol kesehatan berdampak pada jumlah penonton yang boleh terlibat. Ujung-ujungnya berdampak pada harga tiket.

"Kayak konserlah. Yang berdiri mustahil, paksain duduk satu meter antarkursi. Pas dihitung 30 persen yang bisa ditampung dari kapasitas normal. Kalau dipaksain tiketnya jadi mahal dari normal, tapi tidak tutup modal," jelas Cucu.

Dia mengakui, perhitungan ekonomi menjadi alasan utama. Sebab, tentu tidak ada untungnya juga jika tempat hiburan dibuka di masa PSBB transisi, tapi pelaku usaha malah merugi.

"Taruh kita paksakan social distancing, ternyata kapasitas 30 persen akhirnya penyelenggaranya tekor. Ya ngapain bikin konser kapasitas 1.000 yang hadir cuma 300, nggak balik modal itu kan. Ini ada faktor seperti itu. Nah, ini ada hitungan ekonomi yang ada kesepakatan," ujar Cucu.

Sama halnya dengan bioskop. Tentu tidak sulit menerapkan jaga jarak di bioskop. Namun, pertanyaan berikutnya adalah apakah dengan kursi yang hanya diisi 50 persen dari kapasitas normal pelaku bakal untung atau setidaknya balik modal.

4 dari 5 halaman

Pengunjung Tugu Monas Dibatasi

Selain hanya membuat dua akses pintu masuk di kawasan Monas, Kepala Seksi Ketertiban Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas Deddy Nurahmat juga akan membatasi jumlah pengunjung saat masuk ke tugu Monas.

"Kita batasi 50 persen itu di kawasan tugu. Dari semula pengunjung yang seharusnya naik ke Tugu Monas itu 2.500 orang, jadi 1.250 orang," kata Deddy saat ditemui di sela-sela penyemprotan disinfektan di kawasan Monas, Jakarta, Rabu, 17 Juni 2020.

Nantinya setiap lima belas menit, pengunjung yang telah naik ke atas tugu akan diminta untuk turun bergantian dengan orang lain yang sudah mengantre di bawah.

"Nanti akan kami woro-woro yang sudah 15 menit di atas. Gantian dengan yang di bawah. Kalau sudah turun baru yang di bawah bisa naik," jelasnya.

5 dari 5 halaman

Protokol Kesehatan Ketat di Wisata Ancol

Sementara itu, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Teuku Sahir Syahali, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan protokol kesehatan secara ketat di wilayah tempat wisata Ancol.

Seperti restoran di pantai buka hanya 50 peersen, jaga jarak khususnya di antrean sepanjang minimal 1 meter, memastikan pengunjung untuk memakai masker, dan kapasitas wahana permainan yang diisi hanya 50 persen.

"Di gerbang Dufan ini ada pengaturan flow-nya. Juga penggunaan mesin tiket tab karena kami akan menjual karcis masuk secara online. Dufan kapasitasnya 15 ribu orang, tapi kami akan menjual tiket maksimal 5 ribu, jadi hanya 30 persen, tidak sampai 50 persen," kata Teuku Sahir.