Liputan6.com, Jakarta Pandemi Corona membuat hidup sebagian orang menjadi lebih sulit. Apalagi dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Salah satu kelompok yang merasakan sulitnya mencari penghidupan adalah para pencari suaka yang mengungsi di Indonesia.
Terlebih, hukum di Indonesia yang tidak mewadahi mereka secara legal untuk dapat tinggal, bekerja dan mendapat hidup yang terjamin.
Advertisement
Mereka pun belum mendapat kepastian suaka dari UNHCR.
Lalu bagaimana mereka bertahan selama masa PSBB ini?
Nimo, salah satu pengungsi mengaku, menggantungkan hidup dari bantuan orang lain selama pandemi Corona melanda Indonesia.
"Contohnya saat Ramadan, kami yang hidup dekat masjid mendapat bantuan sedekah dari pihak masjid, mereka menyalurkan," tutur Nimo dalam webinar bersama LBH Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Menurut dia, pembagian sembako yang dilakukan pemerintah provinsi setempat selama pandemi Corona tidak menjangkau pencari suaka yang memang di luar data pencatatan.
"Padahal saya sudah empat tahun tinggal di lingkungan itu tapi karena tidak ada kartu keluarga syarat, karena kartu kami kan pengungsi dari UNHCR dan itu tidak bisa," jelas Nimo.
Hal yang sama juga dituturkan Manager Refugee Learning Center, Sikandar Ali. Dia mengaku bantuan komunitas menjadi kunci pencari suaka bertahan selama PSBB Corona.
"Seperti IOM (International Organization for Migration) membantu kami dalam menyuplai kebutuhan pokok, kebutuhan kesehatan untuk tetap bertahan," jelas dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Terpapar Corona
Ziko dari Komunitas Suaka mengatakan, sempat mendengar ada pengungsi di Makassar yang diduga terpapar Corona. Dia mengungkap pencari suaka itu sudah ditangani oleh UNHCR yang bekerja sama dengan IOM.
"Saya mendengar sempat ada, tapi sudah membaik mendapat bantua UNHCR dan IOM,"Â kata Ziko.
Dia yakin, pencari suaka yang mengungsi di Indonesia sudah menerapkan protokol kesehatan berlaku. Seperti jaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.
"Kita dari komunitas sudah membuat kampanye dan layanan edukasi via daring, visual yang menginfokan protkol kesehatan agar dapat dijalani dengan baik teman-teman pengungsi dan saya rasa sudah berjalan," Ziko menandasi.
Advertisement