Sukses

Kegigihan Aprizar Zakaria, Meruah di Balik Keterbatasan Sampai Bermitra dengan KSAD

Aprizar juga berkesempatan bertemu langsung dengan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap manusia diciptakan dengan kelebihan masing-masing. Seperti Aprizar Zakaria, seorang penyandang tuli yang berhasil mengubah paradigma tentang penyandang disabilitas. Baginya, keterbatasan tak menjadi halangan untuk menjalani kehidupan. Malah berangkat dari keterbatasan, Aprizar bangkit dan belajar berbisnis.

Pria kelahiran Jakarta, 27 April 1963, menghabiskan masa pendidikan dasar di Sekolah Luar Biasa (SLB) Santi Rama, yaitu sekolah bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus, tunarungu. Namun di tingkat pendidikan berikutnya, Aprizar memilih melanjutkan ke sekolah umum.

Pertentangan sempat terjadi dengan kedua orang tuanya, yang tidak menyetujui jika ia menempuh pendidikan di sekolah umum karena keterbatasannya. Orang tuanya takut kalau nantinya ia tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolah umum.

Dengan kegigihan, Aprizar mampu meyakinkan orang tuanya, bahkan hingga perguruan tinggi dan berhasil meraih gelar insinyur.

"Saya pernah ditegur guru karena selalu melihat catatan teman saat belajar. Namun setelah saya menjelaskan bahwa saya tidak bisa mendengar dan bicara, para guru memaklumi dan mengizinkan saya untuk melihat catatan teman," seloroh Aprizar, Jumat (19/6/2020).

Keberhasilannya menggapai cita-cita tak semulus perjalanannya saat berjuang menafkahi keluarga. Aprizar pernah bekerja di perusahaan bidang pengadaan barang. Saat itu ia sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan karena keterbatasan fisiknya.

Jalan membangun usaha akhirnya ditempuh. Pil pahit pun ditelan berulang kali karena ditipu rekan bisnisnya. Modal ketabahan dan kegigihan membuat langkahnya tak menyurutkan tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga.

Setelah anak pertamanya lulus kuliah, ayah dua anak tersebut mengajak sang putri menjalani usaha bidang pengadaan barang dengan mendirikan CV Zakaria Mandiri.

Perusahaan yang dikelola secara mandiri bersama anak perempuannya, telah memiliki beberapa rekanan, salah satunya Pusat Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (Pusbekang AD).

Aprizar juga berkesempatan bertemu langsung dengan Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa.

"Terima kasih Bapak Andika yang telah memberikan saya kesempatan bekerja sama. Pak Andika sangat baik, semoga sehat selalu dan bisa naik pangkat," ujar tulus Aprizar.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Motivasi

Tak hanya mengelola CV, Aprizar juga mendirikan Yayasan Majelis Ta’lim Tuli Indonesia dan didaulat sebagai ketua umum. Yayasan kemanusiaan ini didirikan sebagai wadah para penyandang tuli belajar agama Islam melalui dakwah dengan bahasa isyarat.

Aprizar juga pernah memimpin Gerkatin, sebuah organisasi berskala nasional, untuk kesejahteraan para tunarungu di Indonesia. Aprizal dipercaya menjabat dua kali periode kepemimpinan.

Dukungan dari orang-orang terkasih, membentuk energi positif, dalam menghadapi segala tantangan. Baginya, istri dan anak-anak merupakan motivasi terbesar untuk selalu bertindak optimis di tengah keterbatasan yang dianugerahkan kepadanya.

Sang istri, Raditya Sri Indriyani Noersetyaningsih, yang kerap disapa Ninik, selalu memberikan support untuknya. Meskipun memiliki keterbatasan yang sama seperti sang suami, kepiawaiannya menggunakan mesin jahit, membuahkan hasil karya yang bernilai jual.

Pakaian, tas, souvenir, dan barang lainnya, kerap ia ciptakan dari hasil kreativitasnya. Tak hanya itu, wanita kelahiran Klaten, 13 april 1968 itu juga aktif dalam organisasi seperti sang suami.

Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Gerkatin Cabang Jakarta Selatan, Kepala Seksi Bidang Pemberdayaan Perempuan Gerkatin DKI Jakarta, dan Bendahara Yayasan Majelis Ta’lim Tuli Indonesia.

Di tengah keterbatasan yang dimiliki Aprizar dan istri, mereka mampu menjalani berbagai aktivitas dan memiliki peran yang penting dalam kehidupan.