Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigadir Jenderal Rusdianto memantau langsung proses rapid test atau tes cepat Corona Covid-19 di kawasan Sudirman, Jakarta saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day (CFD).
Hasilnya, dari 600 orang yang dilakukan tes cepat atau rapid test terkait virus Corona Covid-19 lima di antaranya dinyatakan reaktif dan langsung menjalani uji swab.
Baca Juga
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani mengatakan, itu bukanlah suatu kejadian besar, karena kasus positif corona masih terus bertambah setiap harinya.
Advertisement
Oleh karena itu, kata Zita, yang harus dipastikan adalah bagaimana pemerintah meminimalisasi risikonya.
"CFD buka atau tutup ukurannya bukan karena ada orang positif di sana, tapi harus melihat ukuran yang menyeluruh. Jangan terlalu reaktif juga. Sama seperti mal, misalnya, kan harus lihat kurva dulu, bukan karena ada satu atau dua kejadian. Kalau turun angkanya mal dibuka, kalau naik drastis tutup lagi saja," ujar Zita kepada Liputan6.com, Minggu (21/6/2020).
Menurut dia, semua tindakan yang dilakukan terkait Corona Covid-19 harus jelas sesuai dengan protokol kesehatan.
"Tes harus makin banyak, contact tracing, persepsi resiko Covid-19, fasilitas kesehatan ditingkatkan, dan konsultasi pada dokter. Cuma itu yang bisa kita lakukan hari ini," tukas Zita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pantau CFD Jakarta
Sebelumya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pihaknya memantau pelaksanaan CFD di Jakarta.
"Hari ini kami melakukan pemantauan di beberapa tempat seperti pelaksanaan Car Free Day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa physical distancing penting, ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama. Phyisical distancing menjaga jarak adalah sesuatu yang mutlak harus kita laksanakan," ungkap Yurianto.
Dia menuturkan, pihaknya masih melihat banyak masyarakat yang belum tertib untuk menjaga physical distancing, meski pun sebagian besar mengikuti anjurkan sesuai protokol kesehatan.
"Ini lah yang harus menjadi perhatian kita bersama. Karena kita tidak mungkin secara parsial, sepotong sepotong melakukan pendekatan untuk pengendalian penyakit ini. Ini harus dibutuhkan kerja bersama, terus menerus tidak terhenti, semangat kita gotong-royong untuk saling melindungi, saling menjaga agar penularan ini bisa kita hentikan," pungkas Yurianto.
Advertisement