Liputan6.com, Jakarta Batam sebagai etalase Indonesia untuk Asia Tenggara mendapat peluang untuk menggaet perusahaan mancanegara yang akan berinvestasi. Para investor pun dijamin keamanan dan kenyamanan untuk berinvestasi di Batam.Â
Demikian dikatakan oleh Kepala BP Batam yang juga sebagai Wali Kota Batam Muhammad Rudi. TAk hanya itu saja, Batam juga siap menerapkan instruksi pemerintah. Dalam hal ini terkait dengan Kebijakan Presiden melaui menteri Erik Tohir (BUMN) terhadap investasi asing di Brebes bermasalah soal lahan, Batam siap untuk menyambutnya.
Baca Juga
"Sebenarnya Batam dari awalnya, disiapkan untuk itu," kata Rudi saat Wawancara Khusus bersama Liputan6.com, Jumat (19/6).
Advertisement
Rudi menceritakan bahwa lahan di Batam ada sedikit masalah yakni lahan tidur. "Kondisi saat ini banyak lahan-lahan tidur sudah dipegang atau dengan kata lain lahan ini disewa dengan harga murah sekitar 110 Ribu permeter dan ketika mereka pindah tangankan, mereka patok dengan harga yang tinggi hingga puluhan juta rupiah," kata Rudi.
Namun demikian, dengan permasalah yang ada, Rudi menegaskan siap mendudukkan persoalan spekulan lahan ini dan menyelesaikannya untuk kepentingan investasi.
"Kalau ini perintah pusat, tentu kami siap, lahan-lahan yang tidur ini kita harus dudukan. Kita tanam kembali karena ini ada investasi. Selain itu, kita juga punya Pulau Galang dan sekitarnya yang bisa kita tawarkan termasuk clean and clear," kata Rudi.
Dalam pelaksanaannya Rudi mengatakan dalam pelaksanaannya, dirinya sebgai pelaksana di daerah tetap harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
"Permasalahan tersebut sudah dikoordinasikan dan mendapat dukungan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Terkait hokum dan kebijakan pusat, saya sudah laporan ke BKPM, BKPM siap membantu," tegas Rudi.
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi meyakinkan bahwa Batam siap menerima relokasi perusahaan dari Amerika Serikat maupun Jepang dari sisi perizinan dan juga lahan.
Tak hanya itu, Batam juga memiliki lokasi yang strategis berada di jalur perdagangan internasional tersibuk kedua di dunia setelah Selat Dover di Inggris, insentive yang menjanjikan dari pemerintah, keberadaan Batam sebagai hub logistic yang menjanjikan, serta Infrastruktur Industri yang sangat siap menunjang investasi baru.
Â
(*)