Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana Tugas Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti), Nizam mengatakan dari hasil evaluasi, sebanyak 70 persen lebih mahasiswa maupun dosen yang melakukan pembelajaran daring selama tiga bulan mengaku puas.
"Dari evaluasi yang kita lakukan sebanyak 70 persen lebih itu mengatakan cukup baik sampai sangat baik," ujar Nizam di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Sementara 30 persen mengaku masih ada kekurangan dalam pembelajaran daring tersebut. Mereka, kata Nizam mengaku masih ada kendala seperti jaringan internet.
Advertisement
"Jaringan itu keterjangkauan jaringan, kemudian stabilitas jaringan kadang-kadang suara ilang lagi di tengah-tengah kuliah, terputus. Tapi itu kejadiannya tidak tiap hari ya, artinya angkanya sekitar 20 persen mengeluhkan jaringan," beber Nizam.
Selain itu, lanjut Nizam pemanfaatan teknologi di beberapa perguruan tinggi juga masih belum optimal. Hal ini karena memang ada sebagian dosen yang belum siap untuk memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.
"Di samping juga tambahan beban biaya ya karena (beban) pulsanya bertambah ya dipakai untuk pembelajaran," ucap Nizam.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Lebih Baik di Semester Depan
Nizam mengaku bahwa semester depan harusnya pembelajaran daring di perguruan tinggi bisa lebih baik. Karena dibandingkan kemarin, saat awal pandemi Covid-19, baik dosen maupun mahasiswa tanpa persiapan melakukan pembelajaran daring. Sementara semester depan para dosen diberikan persiapan dan pelatihan pembelajaran jarak jauh tersebut.
"Di semester depan kita persiapkan lebih baik, kalau kemarin itu hampir tanpa persiapan ya," ucapnya.
"Sehingga di semester depan kita persiapkan secara lebih baik, ada pelatihan-pelatihan pembelajaran yang efisien dengan pulsa yang lebih hemat," sambungnya.
Dikatakan Nizam, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) agar mendukung pembelajaran jarak jauh bagi para mahasiswa. Hal ini dengan cara meminta Kominfo untuk mengamankan jaringan di daerah-daerah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal.
"Karena mahasiswa kan saat ini sudah berada di kampung halamannya masing-masing, ada di desa, ada di desa-desa yang mungkin belum terjangkau internet dengan baik. Serta stabilitas jaringan juga akan ditingkatkan," ucapnya.
Advertisement