Sukses

Salon Berpotensi Tularkan Covid-19, Dokter Reisa Ingatkan Protokol Kesehatan

Dia meminta pengelola jasa kesehatan dan kecantikan menjaga fasilitas dan pelayanan jasa tersebut tetap aman dari Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dokter Reisa Broto Asmoro mengingatkan pengelola jasa kesehatan kecantikan seperti salon, barbershop, atau tukang cukur rambut menerapkan protokol kesehatan. Pasalnya, salon berkontak langsung dengan pelanggan sehingga berpotensi menularkan virus corona.

Untuk itu, dia meminta pengelola jasa kesehatan dan kecantikan menjaga fasilitas dan pelayanan jasa tersebut tetap aman dari Covid-19. Salah satunya, dengan menyedikan sarana cuci tangan.

"Bisa memakai sabun atau hand sanitizer di pintu masuk dan tempat lain yang mudah diakses oleh pelanggan atau pengunjung, dan mewajibkan semua orang yang akan masuk harus mencuci tangan terlebih dahulu," ujar dokter Reisa dikutip dari siaran pers, Minggu (28/6/2020).

Reisa juga meminta pengelola salon, barbershop dan jasa perawatan kecantikan lainnya melakukan pemeriksaan suhu tubuh baik kepada pelanggan ataupun pekerja di pintu masuk. Hal ini untuk mencegah penularan virus corona.

"Kalau ditemukan pekerja, atau pelanggan, atau pengunjung dengan suhu diatas 37,3 derajat Celcius, dan sudah diperiksa sebanyak 2 kali dengan jarak 5 menit di antara pemeriksaan, dan mereka memiliki gejala penyakit, maka tidak diperkenankan untuk masuk," jelasnya.

Selain itu, pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri, berupa masker, pelindung wajah atau face shield, pelindung mata, dan juga celemek saat melayani pelanggan. Pengunjung juga diminta tetap memakai masker selama perawatan berlangsung.

"Selanjutnya dianjurkan tidak ada peralatan yang digunakan secara bersamaan, seperti handuk, celemek, atau alat potong rambut, dan lain sebagainya," ucap dia.

Apabila alat dipakai berulang, maka harus dicuci menggunakan deterjen atau disterilkan dengan desinfektan. Dokter Reisa juga mengingatkan kepada para pelaku usaha jasa perawatan dan kecantikan agar selalu menjaga kualitas udara di tempat bekerja.

"Termasuk pembersihan filter AC dengan rutin, seperti pesan saya beberapa hari yang lalu," katanya.

Dia juga menyarankan agar transaksi menggunakan pembayaran non-tunai atau cashless dengan memperhatikan desinfeksi untuk mesin pembayaran. Apabila harus menggunakan uang tunai, maka disarankan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer.

"Nah, kalau harus bertransaksi dengan uang tunai, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, atau minimal menggunakan hand sanitizer setelahnya itu harus dibudayakan," tutur dokter Reisa.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Budayakan Jaga Jarak

Hal lain yang harus diperhatikan yakni lingkungan jasa perawatan kecantikan atau rambut serta peralatan yang digunakan harus dibersihkan dan disinfeksi secara berkala setiap sebelum dan setelah digunakan. Khususnya, pada bagian-bagian permukaan meja, kursi, pegangan pintu, dan peralatan lain yang sering disentuh oleh orang.

"Yang paling penting, kita mesti budayakan juga kalau di dalam salon, atau barbershop, atau tempat perawatan kecantikan lainnya, kita harus menerapkan jaga jarak minimal 1 meter," jelas dia.

"Nah, ini perlu kita budayakan, agar pengelola dan pelanggan sama-sama terbiasa mengatur jadwal harian, dan akan sangat bermanfaat," sambung dokter Reisa.

Menurut dia, jasa perawatan kesehatan dan kecantikan turut menyumbang pertumbuhan ekonomi dari sektor jasa dengan nilai yang cukup besar. Bukan hanya itu, dibukanya kembali industri tersebut di masa pandemi corona juga mendorong tumbuhnya industri manufaktur di dalam negeri.

"Jadi, kembalinya produktifnya saudara-saudari kita di bidang ini, sangat penting, karena bermanfaat bagi diri kita dan juga orang banyak," pungkas dokter Reisa.

Â