Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, berbicara mengenai pasukan cadangan setelah ramai isu reshuffle kabinet. Isu ini muncul usai Presiden Joko Widodo atau Jokowi marah di depan menterinya dan mengancam reshuffle saat sidang kabinet.
"Ini kan sebuah ilustrasi, di militer itu kan ada pelajaran menarik bahwa dalam menghadapi situasi kritis ada tiga kunci sukses," Kata Moeldoko saat live dalam Ruang Merdeka bersama merdeka.com, Kamis (2/7/2020).
Pertama, Moeldoko menjelaskan, pemimpin harus hadir di tengah masyarakat saat situasi sulit. Dia mencontohkan Presiden Jokowi yang mengunjungi Surabaya, Jawa Timur yang masih menjadi zona merah Covid-19.
Advertisement
"Kalau dulu saya Panglima itu saya ada selalu hadir di tengah-tengah, itu sudah dijalankan Presiden selaku Panglima, beliau hadir di tengah-tengah kondisi merah di Surabaya. Tidak semua seperti itu, ini menunjukkan dia Panglima," tuturnya.
Kedua, dalam militer itu pemimpin menyerahkan seluruh senjata bantuan yang dimiliki. Senjata bantuan dalan konteks sekarang ialah bantuan sosial.
"Semua bantuan sosial perlu dilihat macamnya luar biasa agar masyarakat bisa betul-betul di-cover dengan baik," kata eks Panglima TNI itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Rekaman pidato Presiden Jokowi yang marah di depan para menteri mendadak viral karena menghembuskan isu reshuffle. Jokowi menyebut kinerja para menteri selama pandemi biasa-biasa saja.
Soal Pasukan Cadangan
Terakhir soal pasukan cadangan. Moeldoko mengatakan, pasukan cadangan akan dikerahkan bila situasi sudah tidak sanggup ditangani.
"Ketiga soal pasukan cadangan, mengerahkan pasukan cadangan itu semaksimal mungkin jangan sampai terjadi, kalau itu sudah dilakukan berarti ada sesuatu yang perlu di recovery," pungkasnya.
Reporter : Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka
Advertisement