Sukses

Mendikbud: Tidak Mungkin Misi Merdeka Belajar Tercipta Tanpa Partisipasi PBNU

Dalam memberikan akses pada layanan pendidikan kepada setiap anak, Nadiem menilai Indonesia cukup berhasil.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan apresiasi terhadap lembaga pendidikan di bawah pembinaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang telah berkontribusi nyata dalam pembangunan pendidikan nasional.

Hal tersebut diungkap Nadiem dalam Silaturahmi PBNU dan Kemendikbud dengan tema "Memperkuat Mutu Pendidikan Kita" melalui webinar di Jakarta, Selasa, 30 Juni 2020.  

"Menurut saya tidak mungkin visi Presiden mengenai SDM unggul dan misi Merdeka Belajar tercipta tanpa partisipasi dari PBNU," jelas Mendikbud Nadiem Makarim.

Menurut dia, Kemendikbud tidak mungkin dapat melakukan kerja pembangunan pendidikan nasional sendirian. Kerja sama dengan berbagai mitra pendidikan mutlak dilakukan, khususnya dengan besarnya cakupan pendidikan yang ada di Indonesia. 

"Filsafat pemikiran kita berubah total. Kita akan bermitra dengan berbagai macam organisasi swasta, organisasi nirlaba, organisasi mancanegara, dan juga berbagai macam organisasi atau platform teknologi. Semuanya bisa menjadi mitra, dan inilah cara kita kembali ke filsafat gotong royong," ujarnya.

Dalam memberikan akses pada layanan pendidikan kepada setiap anak, Nadiem menilai Indonesia cukup berhasil. 

"Namun, yang belum dilakukan adalah memastikan apakah mereka masuk sekolah benar-benar belajar atau tidak," ungkap Mendikbud.

Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa mutu pendidikan tercermin pada kualitas lulusan sebuah institusi pendidikan. Karakter lulusan yang memiliki kecakapan sosial, kreativitas, moralitas, spiritualisme, kemandirian, kemampuan bernalar dan memecahkan masalah, serta kemampuan berkolaborasi.

"Ini adalah profil pelajar Pancasila yang menjadi tujuan utama semua program Merdeka Belajar," jelas Nadiem.  

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Perguruan Tinggi di Bawah NU

Dalam kesempatan itu, turut hadir juga Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na’im yang kemudian melanjutkan diskusi dengan Ketua LPTNU, Mohammad Nasir.

Dalam paparannya, Nasir menyampaikan salah satu tugasnya untuk mengembangkan perguruan tinggi di bawah naungan NU. 

"Salah satu strategi yang saya dorong adalah inovasi untuk mengaplikasikan sistem e-learning yang juga dapat mengurangi biaya operasional," jelasnya. 

Dia pun juga mendorong adanya penggunaan satu platform yang terintegrasi untuk melakukan pendidikan, interaksi antara dosen dan mahasiswa, juga termasuk proses evaluasinya. Hal ini akan menjadi terobosan melalui pembelajaran secara virtual, sehingga mahasiswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, serta dapat saling berbagi.

Turut hadir dalam webinar tersebut para pengurus Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU), Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), dan Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) atau Organisasi yang membidangi Pesantren di bawah pembinaan PBNU.