Sukses

Politikus PDIP Sebut Pemerintahan Jokowi Gagap Hadapi Covid-19

Politikus PDIP Masinton Pasaribu menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak siap menghadapi pandemi Covid-19 akibat virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menyebut pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak siap menghadapi pandemi Covid-19 akibat virus Corona.

"Saya melihat bahwa pandemi ini membuka kotak pandora semua. Nah, ternyata dalam kita mengatasi dan menangani satu situasi yang semua di luar perkiraan kita, seperti pandemi Covid-19 yang jadi persoalan internasional, kita gagap ternyata," ucap Masinton soal kemarahan Jokowi, Sabtu (4/7/2020).

Menurut dia, persoalan pokok kegagapan pemerintah dalam menghadapi Covid-19 karena belum disiapkannya penanganan dalam situasi darurat. Pemerintah, lanjut dia, belum mampu mengimplementasikan manajemen penanganan dalam situasi darurat.

"Saya lihat bahwa persoalan pokoknya kenapa kita gagap adalah karena kita memang belum memiliki formula yang disebut dengan disaster management itu. Kita hanya mengenal kata disaster management, penanganan dalam situasi darurat, tapi implementasinya gagal kita dalam menerapkan itu," kata Masinton.

Oleh karena itu, Masinton menganggap wajar jika Presiden Jokowi marah dalam sidang tertutup. Jokowi melihat pembantunya di Kementerian belum bekerja dengan baik menangani pandemi Covid-19.

"Kemarahan itu bagi saya wajar, wajar itu karena semua pemimpin, presiden, sebagai kepala pemerintahan melakukan hal yang sama yaitu mengingatkan para anggota kabinetnya, bukan hanya di Indonesia saya rasa, tapi di berbagai negara melakukan hal yang sama," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kala Jokowi Marah

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengancam akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet di tengah pandemi Corona. Hal itu disampaikan Jokowi di hadapan seluruh menteri dalam sidang kabinet paripurna yang digelar di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 18 Juni 2020.

Video rekaman sidang itu baru ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Minggu 28 Juni 2020. Nada bicara Jokowi meninggi saat membuka pidato. Dia marah karena melihat menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja di tengah situasi krisis akibat pandemi Corona.

"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis," tegas Jokowi.

Masih dengan nada tinggi, Jokowi menyatakan akan mengambil langkah tegas bagi menterinya yang tak bekerja maksimal di masa pandemi Corona. Misalnya, melakukan reshuffle kabinet atau membubarkan lembaga.

Dia mengaku telah memikirkan langkah-langkah tersebut. Menurut dia, diperlukan langkah extraordinary atau luar biasa untuk menghadapi krisis saat ini.

"Langkah-langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," jelasnya.

"Bisa saja membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya," sambung Jokowi.