Liputan6.com, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti aksi bertajuk Ganyang Komunis yang terjadi di beberapa daerah. Pasalnya, Komisioner KPAI bidang Hak Sipil dan Partisipasi Jasra Putra mengatakan, pihaknya masih menemukan anak-anak di dalam peserta unjuk rasa.
Dari ribuan peserta yang hadir pada aksi massa di dua lokasi, 15 sampai 20 persen peserta apel akbar adalah anak-anak. KPAI memantau aksi di Jakarta dan Tangerang.
Baca Juga
"Di lapangan nampak mulai dari bayi, anak, remaja terlibat dalam aksi tersebut. Artinya sudah kesekian kali anak-anak terlibat aksi tanpa sanksi yang tegas," ujar Jasra dalam keterangan tertulis, Minggu (5/7/2020).
Advertisement
Dia menjelaskan, KPAI menyayangkan terlontarnya kata-kata bernada benci selama aksi seperti kata menghalalkan sembelih orang, sembelih komunis. Keduanya menjadi kata terbanyak yang disampaikan pada aksi tersebut.
Sehingga, kata Jasra, paparan kekerasan dalam bentuk verbal tak terhindarkan ditelan anak mentah-mentah. Hal itu dapat memberi dampak buruk kepada perkembangan jiwa anak-anak ke depan.
"Apalagi kalau terus tumbuh subur di komunitasnya atau aksi-aksi berikutnya. Tanpa penjelasan dan pendampingan," ucap dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Patuh Protokol Kesehatan
Jasra memaparkan, KPAI juga menyayangkan orangtua yang tak patuh pada protokol kesehatan pencegahan Corona Covid-19 pada saat unjuk rasa.
Padahal, kata dia, data anak yang positif Corona Covid-19 per 16 Juni 2020 telah mencapai 3.155 anak, dengan rincian anak umur 0 sampai 5 tahun 888 anak dan 6 sampai 17 tahun 2.267 anak.
"Pemandangan di lapangan memperlihatkan ada orangtua yang bermasker dan tidak. Begitupun balita ada yang bermasker dan tidak," terang Jasra.
KPAI berharap para penegak aturan perlindungan anak dapat memberi sanksi tegas agar dampak risiko ancaman jiwa masa depan anak anak Indonesia dapat diselamatkan sejak dini.
KPAI meminta anak-anak tidak terus menerus diikutkan aksi massa, unjuk rasa, dan kampanye politik.
"Pengalaman buruk yang seharusnya tidak boleh diulang bangsa ini," jelas Jasra.
Sementara itu, Koordinator acara Apel Siaga Ganyang Komunis Maman Suryadi mengklaim jumlah peserta yang mengikuti Apel Siaga Ganyang Komunis mencapai 5.000 orang.
Apel digelar di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (5/7/2020).
"Estimasi yang hadir Apel Siaga kurang lebih 5.000 personel, bahkan lebih," kata dia, Minggu (5/7/2020).
Maman menjelaskan, Apel Siaga dibuka dengan upacara bendera. Setelah itu dilanjutkan dengan gelar pasukan dan pembacaan teks Pancasila.
Kemudian, apel diisi dengan menyanyikan Indonesia Raya dan sambutan dari inspektur upacara. Apel diakhiri dengan pembacaan doa untuk keselamatan bangsa.
"Tidak ada orasi," tutup Maman.
Advertisement