Sukses

Teken MoU dengan MPR, Apkasi Siap Sosialisasikan 4 Pilar dengan Gaya Baru

Azwar Anas menegaskan Apkasi dan jajaran pemerintah kabupaten siap bersama pimpinan MPR untuk menyosialisasikan empat pilar MPR.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Apkasi (Apkasi) antusias menyambut ajakan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) dengan menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk melakukan kegiatan bersama sosialisasi empat pilar MPR RI, di Gedung Nusantara MPR, Senayan Jakarta, Rabu (08/07/2020).

Penandatangan dilakukan Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo dan Ketua Umum Apkasi Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), disaksikan Sekjen Apkasi, Najmul Akhyar (Bupati Lombok Utara), Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Apkasi, Ahmed Zaki Iskandar (Bupati Tangerang), Anggota Bidang UKM dan Ekonomi Kreatif Apkasi, Ade Munawaroh Yasin (Bupati Bogor) dan Direktur Eksekutif Apkasi, Sarman Simanjorang.

Azwar Anas menegaskan Apkasi dan jajaran pemerintah kabupaten siap bersama pimpinan MPR untuk menyosialisasikan empat pilar MPR. Hal itu dilakukan tentunya dengan tatanan sistem yang baru.

“Apa yang telah ditempuh oleh Ketua MPR dengan masuk ke lini-lini komunitas milenial ini merupakan terobosan. Cara-cara baru ini yang akan memandu kita untuk berubah apalagi munculnya Covid19 ini telah memunculkan tatanan baru dan menumbuhkan kembali seperti misalnya semangat gotong royong yang ini merupakan salah satu nilai-nilai Pancasila dan telah menjadi bagian dari keseharian kita," kata Azwar Anas dalam keterangannya, Kamis (9/7/2020).

Apkasi, lanjut Azwar Anas berharap MPR bersama-sama dengan kabupaten-kabupaten bisa bersinergi menggunakan formula bagaimana caranya agar empat pilar MPR RI ini sampai ke daerah-daerah, terutama kepada generasi muda dan anak-anak yang punya cara pandangnya kekinian.

"Harapannya dengan adanya MoU dan webinar yang kita lakukan ini, kami para bupati bisa mendengar langsung bagaimana cara-cara agar empat pilar MPR RI ini sampai ke generasi-generasi baru kita, terutama kepada para Generasi Milenial maupun Generasi Z," imbuh Anas.

Sementara itu Ketua MPR Bambang Soesatyo mengakui kegiatan sosialisasi empat pilar ini mungkin kurang begitu populer. Namun harus tetap semangat mencari cara-cara baru dalam memberikan pembelajaran dan pemahaman agar nilai-nilai Pancasila tertanam di setiap generasi di tengah derasnya arus informasi dan teknologi.

"Kita harus waspada bahwa selain ancaman-ancaman terorisme maupun ancaman komunisme, adalagi yang lebih serius yakni ancaman akan rusaknya gaya hidup generasi muda," imbuhnya sambil mengingatkan kepada generasi muda akan pentingnya nilai-nilai, budi pekerti dan filosofi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bamsoet, begitu ia biasa disapa ini menyitir butir ketentuan UUD 1945, Pasal 18 (1) yang menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, kabupen dan kota, yang dalam konteks implementasinya, pemkab menjadi ujung tombak dalam mengatur dan mengelola tata pemerintahan dan tatanan kehidupan masyarakat di daerah.

"Semangat membangun daerah diselaraskan dengan semangat membangun ikatan kebangsaan dan nasionalisme, inilah harapan dan cita-cita kita dalam berbangsa dan bernegara. Kami sangat mengarapkan partisipasi dari para bupati sebagai kepada daerah di seluruh wilayah Indonesia yang tergabung di Apkasi dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenang kepemerintahannya untuk dapat berperan aktif menyampaikan narasi-narasi kebangsaan yang berisikan nilai-nilai luhur, baik kepada perangkat daerah maupun kepada seluruh lapisan masyarakat," terang Bamsoet.

 

2 dari 2 halaman

Bangun Rumah Kebangsaan

Ia melanjutkan, dinamika kehidupan masyarakat di 416 kabupaten anggota Apkasi di seluruh Indonesia tentu memiliki keterkaitan dengan kehidupan nasional maupun global. Karenanya institusi yang dipimpinnya konsisten membangun karakter bangsa melalui pemasyarakatan empat pilar MPR RI kepada seluruh elemen bangsa.

"Biar gampang kita mengingat 4 pilar MPR RI ini sebagai PBNU, P merupakan singkatan untuk Pancasila, B untuk singkatan Bhineka Tunggal Ika, N untuk singkatan NKRI dan U untuk menyebutkan UUD 1945," tambah Bamsoet.

Sosialisasi empat pilar MPR RI, lanjut Bamsoet, adalah dalam rangka membangun rumah kebangsaan, mengawal ideologi Pancasila dan kedaulatan rakyat. "Selama ini kegiatan sosialisasi sudah dilakukan dalam berbagai bentuk, dan satunya kita mulai masuk ke channel-channel media sosial. Saya ini meskipun tidak muda lagi, sekarang mulai menjadi Youtuber untuk menjangkau anak-anak muda," katanya.

Atas kegiatan sosialisasi empat pilar MPR RI yang sudah dilakukan selama ini, Ade Munawaroh Yasin, Bupati Bogor memberikan masukan dan saran agar kegiatan sosialisasi lebih ditata dan terstruktur dengan target audience yang jelas. " Saya melihat materi sosialisasi empat pilar ini sangat bagus, sehingga kalau misalnya diprioritaskan kepada dunia pendidikan para siswa dan para mahasiswa, saya yakin outputnya bisa terukur,” ujarnya.

Namun begitu, imbuh Ade, masalahnya kini terkait sekolah daring yang karena Covid19 dituntut belajar di rumah, menjadi kesulitan bagi desa-desa yang tidak terjangkau sinyal provider telekomunikasi.

“Jadi warga kami yang di desa-desa ini tidak bisa ngapa-ngapain pak. Guru mau ke rumah-rumah juga tidak memungkinkan karena jangkauannya terlalu luas. Mohon kiranya dibantu oleh pemerintah untuk menghimbau agar provider-provider itu di tengah Covid19 ini mau memperhatikan kebutuhan orang-orang desa dengan membangun dan masuk ke desa-desa yang masih banyak blank-spotnya," tutur Bupati Bogor ini.