Liputan6.com, Jakarta Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat (AD) Bandung kini tengah menjadi sorotan. Pasalnya telah diumumkan sebagai klaster baru oleh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat.
Hal ini seiring meningkatnya penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Barat pada Kamis, 9 Juli kemarin.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyebut Jabar melaporkan penambahan kasus Corona sebanyak 962 kasus.
Advertisement
"Kita mendapatkan penambahan cukup banyak dari Provinsi Jawa Barat sebanyak 962 kasus dan dilaporkan 27 orang sembuh di Jawa Barat," kata Yurianto, Kamis, 9 Juli 2020.
Lonjakan tersebut menurut Yuri akibat oleh kluster baru di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD) di Bandung.
"Kluster ini telah selesai dilakukan penyelidikan epidemiologi sejak 29 Juni 2020 (secara berturut-turut). Yang kita dapatkan keseluruhan kasus positif dari kluster ini sebanyak 1.262 orang," ucapnya.
Untuk menekan laju penyebaran Covid-19 dari kluster tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kini telah melakukan sejumlah upaya pencegahan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Akan Jalani Tes Swab
Tes swab akan dilakukan ke sejumlah warga yang tinggal di permukiman sekitar Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI Angkatan Darat (AD) Bandung, pada Minggu (12/7/2020).
Wali Kota Bandung Oded M Danial menerangkan, tes swab dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) tersebut sesuai arahan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
"Saya barusan dipanggil Pak gubernur. Kota Bandung siap melaksanakan arahan dari Pak gubernur untuk melaksanakan tes," tutur Oded dalam konferensi pers di Bandung, Jumat (10/7/2020).
Advertisement
Gelar Rapid Test
Sebelumnya, Pemkot Bandung sudah rapid tes terhadap sejumlah warga yang kontak dengan para siswa sejak beberapa hari lalu. Tim gugus tugas sampai saat ini terus intensif melakukan pelacakan.
"Gugus Tugas Bandung langsung mengadakan rapid tes dan penelusuran warga Cidadap dan sekitarnya," katanya.
Rapid tes tersebut diikuti 28 orang. Rencananya, mereka bersama warga lainnya yang diduga kontak erat dengan penghuni Secapa TNI AD akan mengikuti tes swab pada Minggu nanti.
"Minggu besok ada pemeriksaan swab. Baru ada sekitar 28 orang yang kami data dan siap ikut pemeriksaan dilaksanakan di Balai Kota. Tentu juga warga lainnya kita telusuri agar mereka bisa mengikuti pengetesan," ujar Oded.
Â
Dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM)
Selain pengetesan, Emil panggilan akran Ridwan Kamil menyarankan kawasan Hegarmanah dan sekitarnya yang lokasinya dekat dengan Secapa AD dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).
"Saya juga sarankan lakukan PSBM secara ketat. Jadi, jalan-jalan masuk akan ditutup, nanti yang boleh masuk hanya penghuni. Untuk kegiatan sekunder tersier saya titip ke Pak Wali ditutup dulu selama 14 hari," ujarnya.
Emil mengakui bahwa klaster dari institusi kenegaraan khususnya Secapa AD merupakan kejadian luar biasa. Sehingga, lanjut Emil, setelah nanti data dilaporkan ke pusat, jumlah kasus akan kembali ke keterkendalian sebelumnya.
"Tindakan cepat yang kami lakukan akan segera kami siapkan. Kita menyadari dengan kerendahan hati bahwa ini adalah dinamika yang kadang-kadang kita siap kadang-kadang kita tidak paham," katanya.
Advertisement
Tes Massal di Sekolah Kenegaraan
Emil menambahkan, bahwa Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar akan melakukan penetrasi pelacakan kontak, tes masif dan penelusuran epidemiologis di luar kompleks Secapa AD.
"Sehingga kita hanya mengerjakan pada perimeter di luar kompleks (Secapa) yaitu testing, tracing kepada keluarga, testing kepada kontak di luar kompleks itu jadi tanggung jawab Gugus Tugas Kota Bandung dan Provinsi Jabar," jelasnya.
Tak hanya itu, dia mengaku tengah berkoordinasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo terkait pengetesan massal di lingkungan sekolah berbasis asrama yang dikelola TNI. Hal itu dilakukan guna mengetahui peta penyebaran dan upaya tindak lanjut atas penanganan klaster.
"Saya lapor ke panglima dan Pak Doni Monardo, dan sudah disepakati bahwa puluhan sekolah vertikal (institusi pendidikan kenegaraan) di Jawa Barat itu akan dites massal untuk memastikan bahwa hal-hal seperti ini tidak terulang lagi," ujarnya.Â
Tes Pasar hingga Terminal
Emil menerangkan, pengetesan serupa sudah dilakukan Gugus Tugas di pasar, terminal, dan objek wisata.
"Jadi kita waspada setelah ada kejadian kita buat pola. Dulu pasar enggak dites, setelah ada pola pasar kita intensifkan," katanya.
Emil mengaku saat ini masih menunggu perkembangan tes masif yang dilakukan oleh sekolah militer. Namun ia berjanji semua data akan disampaikan secara transparan.
"Dari Pak Doni (Kepala BNPB) sudah menyampaikan bahwa semua data tidak boleh ada yang ditutupi dan itu jadi prinsip transparansi dari gugus tugas dan kita hadapi sama-sama termasuk menghadapi kabar buruk," katanya.
Advertisement