Liputan6.com, Bekasi - Nasib pedagang pasar masih kerap bersinggungan dengan pihak pengelola. Terlebih saat ada upaya renovasi pasar yang mengharuskan para pedagang beralih ke lokasi yang jauh dari kata strategis.
Hal inilah yang tengah dialami para pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. Upaya renovasi pasar mendapat halangan dari sejumlah PKL yang menolak dipindahkan. Para PKL di area pasar tak bersedia dipindahkan ke basement dengan alasan sepi pembeli.
Deden (30) misalnya, pedagang bumbu di Pasar Bantargebang itu bersikukuh akan tetap di lokasinya berdagang sekarang. Dia menegaskan bersedia pindah jika PKL yang berada di luar area pasar juga ikut ditertibkan.
Advertisement
"Kami mau (PKL) yang di luar itu dibongkar dulu, baru kami mengikuti aturan. Karena kalau tidak, sama aja kami bunuh diri," katanya kepada Liputan6.com, Jumat (10/7/2020).
Deden menjelaskan, jenis dagangan yang ada di luar area pasar sudah hampir komplit, sehingga membuat pembeli cenderung lebih memilih membeli di luar daripada di dalam pasar. Kondisi inilah yang menurutnya biasa terjadi setiap hari.
Karenanya jika ia harus berpindah ke area basement yang notabene semakin menjorok ke dalam, maka bukan tidak mungkin pendapatan Deden akan semakin anjlok karena pembeli yang enggan datang.
Hal ini pun dibuktikan Deden dengan mencoba berjualan di basement yang telah disediakan pihak pasar. Selama kurang lebih seminggu berjualan, Deden mengaku pendapatannya menurun drastis, bahkan tak mencapai setengah dari pendapatan biasanya.
"Cuma dapat di bawah Rp 50 ribu, kan nggak cukup untuk makan. Sementara, saya di sini bisa dapat ratusan ribu. Ibaratnya kita pembeli, ketika kita jalan itu semua ada, mendingan kita ke dalam atau di pinggir jalan ada," paparnya.
Selain letak lokasi, ia juga mengeluhkan lapak yang disediakan pihak pasar untuk renovasi, yang cenderung berukuran minim dan tak mencukupi untuk seluruh dagangannya.
"Contoh yang di depan itu untuk penampungan, ukurannya untuk estimasi saya paling 1 meter lebih. Apa mungkin kalau dagangan sebanyak ini tempatnya cuma 1 meter?" ujarnya.
Karena itu, lanjut Deden, dirinya tetap akan bersikeras berdagang di tempatnya sekarang, dan baru akan pindah jika PKL di luar area pasar juga ikut ditertibkan.
"Kalau misalkan gak ada gerakan dari unit pasar, ya mohon maaf kami akan tetap dagang," tegasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masa Renovasi
Menanggapi hal ini, Kepala Pasar Bantargebang, Winsi mengatakan pemindahan para PKL ke basement merupakan upaya membangun keselamatan selama berlangsungnya masa renovasi.
"Kita kan bicara renovasi, ada kegiatan, ada area yang harus steril dari pedagang agar kegiatan tidak terganggu. Makanya setiap ada proyek itu ditutup seng, pagar, supaya safety baik pekerjanya, pedagang, dan sekitarnya juga," katanya.
Winsi menjelaskan, bahwa para PKL tersebut sebenarnya pedagang yang dulunya menempati area basement. Para pedagang tersebut kemudian dengan berbagai alasan memilih keluar basement, dan berdagang di tempat mereka yang sekarang.
"Karena mereka sebenarnya pedagang basement juga. Ada yang sudah punya kios. Terus ada yang udah diclothing di dalam, pokoknya udah punya tempat masing-masing di basement," ungkapnya.
Terkait tuntutan penertiban PKL di luar area pasar, Winsi menegaskan jika hal tersebut merupakan kewenangan wilayah, bukan pengelola pasar.
"Kalau komplain masalah PKL luar, itu kan bukan wewenang pasar. Kita itu batasnya hanya sampai pagar. Di luar sudah wewenang wilayah, kita tidak bisa intervensi kesana," tandasnya.
Advertisement