Sukses

Rapid Test Buatan Indonesia, Hasil Cepat hingga Dorong Produk dalam Negeri

Indonesia pun kini berhasil mengembangkan alat tes cepat atau rapid test Corona Covid-19 yang diberi nama RI-GHA Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona Covid-19 menciptakan bisnis baru di Tanah Air, yaitu layanan uji cepat atau rapid test. Layanan tersebut di sejumlah rumah sakit dipatok pada kisaran harga Rp 350 ribu.

Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 menyadari adanya fenomena banyak penyedia jasa maupun penjual alat rapid test.

Dewan Pakar IAKMI Dr.Hermawan Saputra menyebut, kehadiran bisnis ini dikarenakan adanya hukum ekonomi permintaan dan penawaran. Padahal, rapid test mulanya berkaitan dengan penyelidikan epidemiologi.

Akibat adanya kebijakan syarat rapid test sebelum melakukan perjalanan, justru berubah menjadi kebutuhan masyarakat. Ketika ada permintaan melonjak dan tinggi, pelayanan rapid test terbatas, justru membuat harga akan ikut naik.

Belum lama ini, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Rapid Test Antibodi. Dalam surat tersebut ditekankan bahwa batas tertinggi untuk pemeriksaan rapid test sebesar Rp 150 ribu.

Indonesia pun kini berhasil mengembangkan alat tes cepat atau rapid test Corona Covid-19. Alat itu diberi nama RI-GHA Covid-19.

Dibuatnya alat RI-GHA Covid-19 diharapkan dapat lebih mempermudah bagi masyarakat yang ingin melakukan rapid test atau tes cepat Corona Covid-19 dengan harga murah dan waktu singkat.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyatakan, butuh waktu 2 bulan saja bagi Kemenristek, khususnya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menyusun prototipe hingga benar-benar memfinalkan produk tersebut, tentunya dengan bantuan mitra produksi.

"Pengembangan sudah dilakukan tahapnya dari desain sampai produksi dan ini dilakukan dalam proses yang sangat singkat yaitu 2 bulan, sejak dari 0 hingga diproduksi," ujar Bambang.

Berikut deretan fakta alat tes cepat atau rapid test Corona Covid-19 buatan Indonesia:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 6 halaman

Hasil Cepat Keluar

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Brodjonegoro menyebutkan, rapid test buatan Indonesia memiliki beberapa keunggulan, seperti mudah dan cepat dengan hasil yang dapat ditunggu hingga 15 menit.

"Hasil deteksi bisa muncul 15 menit saja tanpa tenaga tambahan," ujar Bambang.

Lalu, kata dia, penggunaan rapid test juga lebih fleksibel serta memiliki desain yang sederhana.

 

3 dari 6 halaman

Harga Usulan Pemerintah Rp 75 Ribu

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengusulkan agar harga alat rapid test dalam negeri dipatok sebesar Rp 75 ribu.

Hal ini dilakukan agar rapid test dalam negeri bisa lebih terjangkau dan tidak membebani masyarakat.

Menko Muhadjir menyebutkan, karena diproduksi dalam negeri, rapid test kit yang dinamakan RI-GHA tersebut akan memiliki harga yang lebih murah dibanding test kit impor.

Pihaknya siap bersaing dan banting harga jika suatu saat harga produk rapid test impor lebih murah dari produk buatan dalam negeri.

"Saya yakin produk dalam negeri nanti rapid test lebih murah, mampu bersaing dan siap-siap, kalau ada produk luar yang banting harga, kita juga siap-siap banting harga," kata Muhadjir.

 

4 dari 6 halaman

Siap Diproduksi Juli dan Agustus

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Brodjonegoro menargetkan, pihaknya akan memproduksi 400 ribu rapid test kit Agustus mendatang. Itu diharapkan mempercepat pemenuhan kebutuhan rapid test dalam negeri.

Adapun untuk Juli ini, produksi rapid test kit dalam negeri ditargetkan mencapai 200 ribu unit.

"Besaran produksi kami target 200.000 bulan ini, bulan depan 400.000," kata Menteri Bambang.

 

5 dari 6 halaman

Tambah Mitra Genjot Produksi

Menteri Bambang melanjutkan, pihaknya juga akan mencari mitra industri lain agar produksi rapid test mengalami percepatan.

Saat ini, Kemenristek melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memiliki 2 mitra untuk memproduksi rapid test, yaitu PT Hepatika Bumi Gora Mataram dan Laboratorium Prodia.

"Apalagi tadi seperti yang disampaikan Pak Menko PMK, Pak Presiden sudah menginstruksikan untuk menyetop impor produk terkait Covid-19 yang bisa diproduksi di dalam negeri," imbuh Menteri Bambang.

 

6 dari 6 halaman

Dorong Penggunaan Produk Dalam Negeri

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, pihaknya bersama Kemenristek akan terus menindaklanjuti untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri tanpa harus bergantung produk luar.

"Kita perlu ada revolusi mental untuk mencintai produk sendiri dan percaya diri dengan produk dalam negeri," jelas Muhadjir.

 

Reporter : Harwanto Bimo Pratomo

Sumber : Merdeka