Liputan6.com, Jakarta - Para Sekretaris Jenderal partai politik pendukung Jokowi, yang juga mantan Pengurus Harian Tim Kampanye Nasional dan Koalisi lndonesia Kerja menggelar pertemuan. Mereka berkumpul pada Minggu malam 12 Juli 2020.
Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan yang menggungah hal tersebut dalam akun Facebooknya. Turut hadir Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekien Perindro Ahmad Rofiq, Sekjen PPP Arsul Sani, Sekjen Hanura Gede Pasek Suardika, Waketum PKB Hanif Dhakiri, serta Abdul Kadir Karding.
Adapun yang tak hadir diantaranya Sekjen Golkar, PKB, dan NasDem. "Silaturahim untuk mempererat persaudaraan," kata Verry, Minggu 12 Juli 2020.
Advertisement
Saat dikonfirmasi apakah membahas soal reshuffle kabinet yang diberi sinyal kuat oleh Jokowi? Dia hanya mengatakan, "Tidak. Kita kumpul untuk bahas yang ringan-ringan saja."
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif alias hak mutlak presiden. Dan pihaknya meyakini ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi melaksanakan reshuffle, pasti berbasis evaluasi serta kajian yang mendengar aspirasi masyarakat.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Diperlukan Leadership
Namun, mengingat Indonesia menghadapi berbagai krisis akibat covid-19, pihaknya merasa diperlukan suatu leadership, kemampuan manajerial, gerak cepat, serta keberanian mengambil resiko dari setiap jajaran kabinet.
"Pembantu Presiden harus sigap harus punya kemampuan leadership yang baik. Sehingga tanpa diperintah oleh presiden langsung bergerak untuk menjadikan kementerian yang dipimpinnya itu terdepan. Baik itu dari aspek politik, dari aspek perekonomian, maupun di dalam gerak bersama rakyat untuk menghadapi berbagai persoalan-persoalan yang tidak mudah ini," tambahnya.
Dia juga menuturkan, para menteri yang merupakan kader partainya, terus menunjukkan soliditas yang kuat. Partai juga terus mendorong mereka agar menjadi pembantu yang efektif bagi Presiden Jokowi.
"Jadi mereka menunjukkan kinerja terbaik bagi Pak Jokowi dan semuanya kan untuk bangsa dan negara Indonesia," pungkas Hasto.
Advertisement