Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut, tokoh agama berperan penting untuk keberhasilan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dalam pandemi Covid-19.
Hal itu dikatakan Ma'ruf dalam Dialog Virtual Nasional Lintas Iman dengan tema 'Peran dan Tantangan Agama di Masa dan Paska Pandemik' yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal, Selasa (14/7/2020).
Baca Juga
"Dalam masa Adaptasi Kebiasaan Baru ini, saya ingin kembali mengajak para tokoh agama untuk tidak henti-hentinya mengingatkan para pemeluk agama agar tetap menjaga semangat, tidak berputus asa atau menyerah, serta mau memahami dan mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah. Saya yakin, peran para tokoh agama sangat penting untuk memastikan keberhasilan kebijakan ini," ucap Ma'ruf Amin.
Advertisement
Dia menjelaskan, kebijakan AKB diambil oleh pemerintah setelah beberapa daerah menunjukkan penurunan dalam penyebaran Covid-19. Namun perlu disadari, angka penularan Covid-19 hingga saat ini masih cukup tinggi, terlebih belum ditemukan obat dan vaksinnya.
"Untuk itu, pemerintah juga telah menyiapkan protokol pelaksanaan AKB agar masyarakat aman Covid-19 dan produktif. Kebijakan ini penting untuk disosialisasikan seluas mungkin kepada masyarakat, agar dipahami dan dijalankan secara patuh dan konsisten, seperti dalam konsep ajaran Islam sami’naa wa ata’na," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengingatkan, pemuka agama juga berperan dalam membangkitkan semangat umat agar bekerja keras dalam rangka memulihkan kembali keadaan, serta mengejar ketertinggalan yang terjadi akibat Covid-19. Serta, untuk memusatkan kembali tenaga dan pikiran bangsa dalam mencapai tujuan pembangunan nasional yaitu Indonesia Maju.
"Peran agama yang utama memang mengajarkan kebaikan dan menjaga ketakwaan umat, namun tidak kalah penting adalah peran dalam mendorong semangat umat untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi guna mewujudkan kemaslahatan atau kemanfaatan bagi umat manusia,"Â tegas Ma'ruf.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jokowi: Puncak Covid-19 Diprediksi Agustus atau September
Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut puncak virus corona (Covid-19) diprediksi terjadi pada Agustus atau September 2020. Namun, prediksi tersebut dapat berubah apabila virus corona tidak dikendalikan.
"Kalau melihat angka-angka memang nanti perkiraan puncaknya ada di Agustus atau September, perkiraan terakhir. Tapi kalau kita tidak melakukan sesuatu, ya bisa angkanya berbeda," ujar Jokowi kepada wartawan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Senin (13/7/2020).
Untuk itu, dia meminta para menterinya bekerja keras menekan penyebaram virus corona. Jika tidak, maka pandemi virus corona dikhawatirkan akan semakin panjang.
Jokowi juga menyinggung soal teguran keras yang diberikannya kepada para menteri kabinet beberapa hari lalu. Menurut dia, teguran keras itu untuk mendorong dan memotivasi menterinya agar kerja lebih keras lagi di situasi pandemi Covid-19.
"Tapi kalau mintanya, dengan agak berbeda, yaitu memotivasi para menteri agar bekerja lebih keras lagi. Bukan marah, memotivasi. Agar lebih keras lagi kerjanya," jelas Jokowi.
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka
Advertisement