Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi meminta jajarannya melakukan pelacakan agresif kepada pasien penderita Tuberkulosis (TBC) di tanah air. Jokowi menilai pelacakan penderita TBC dapat berjalan beriringan dengan pasien virus corona (Covid-19).
"Saya kira seperti yang kita lakukan sekarang ini, kita sudah memiliki model untuk Covid yaitu, pelacakan secara agresif untuk menemukan dimana mereka harus dilakukan," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang disiarkan di Youtube Sekretartiat Presiden, Selasa (21/7/2020).
Baca Juga
"Kita mungkin nebeng Covid ini kita juga lacak yang TBC," sambungnya.
Advertisement
Jokowi menyebut pelacakan agresif perlu dilakukan, sebab 75 persen penderita TBC merupakan kelompok produktif yang berada di usia 15 hingga 55 tahun.
Bukan hanya itu, dia mengatakan ada 33 persen penduduk yang belum terdeteksi sebagai penderita TBC.
"Kita harus tahu ada 845 (ribu) penduduk penderita TBC. Yang ternotifikasi baru 562 ribu, sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33 persen. Ini hati-hati," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Percepat Penyembuhan dan Penanganan
Untuk itu, Jokowi meminta menterinya mengkaji apakah penanganan TBC dapat beriringan dengan Covid-19.
Sehingga, penanganan Covid-19 dan TBC yang merupakan penyakit menular dapat selesai dengan cepat.
"Saya tidak tahu apakah ini bisa ditumpangkan di Covid-19 grup, sehingga kendaraannya sama. Kita bisa menyelesaikan dua hal yang penting bagi kesehatan rakyat kita. Kalau bisa saya yakin bisa lebih mempercepat," ucap Jokowi.
Advertisement