Sukses

Gelar Aksi Kemanusiaan di Luwu Utara, Relawan PMI Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Palang Merah Indonesia (PMI) menggencarkan operasi aksi kemanusiaan di tengah pandemi Covid -19 untuk penanganan banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Palang Merah Indonesia (PMI) menggencarkan operasi aksi kemanusiaan di tengah pandemi Covid -19 untuk penanganan banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Dalam aksinya, PMI berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sekretaris Jenderal PMI Sudirman Said mengatakan, beberapa upaya penanganan evakuasi korban banjir bandang sudah dilakukan pascamusibah. PMI melakukan evakuasi korban banjir, terutama dari desa-desa terisolir.

"Kami menempatkan mereka di lokasi hunian sementara, khususnya bagi yang tidak bisa kembali ke rumah masing-masing," terang Sudirman, Selasa (21/7/2020).

Prioritas lain, lanjut Sudirman, PMI membantu masyarakat untuk memperoleh akses kebutuhan dasar. Seperti air bersih, hunian dan bahan pokok untuk makanan sehari hari. Selain itu, PMI juga menggelar trauma healing terutama kepada anak-anak di lokasi pengungsian korban banjir.

Berdasarkan laporan BNPB, air bersih paling dibutuhkan saat ini selain makanan pokok dan hunian. Karenanya, PMI mengirimkan tanki-tanki air, tandon air, alat pembersih, seperti sekop, cangkul dan lain sebagainya.

"Kami juga memasok paket kebersihan dan kesehatan, dan bahan makanan," ujarnya.

Sudirman memaparkan, evakuasi korban banjir Luwu Utara butuh ekstra perhatian di tengah pandemi Covid-19. Di sisi lain evakuasi harus sigap, namun juga tetap melakukan protokol kesehatan. Maka, penanganan musibah ini menjadi tantangan luar biasa lantaran harus tetap menjaga jarak dan protokol kesehatan.

"Kita membekali relawan dengan masker, cairan pembersih, dan disinfektasi. Semaksimal mungkin relawan PMI menjaga jarak agar risiko penularan virus tidak terjadi," paparnya.

Sudirman menegaskan, relawan PMI yang membantu evakuasi banjir bandang cukup kuat. Relawan setempat sudah bergerak sejak saat pertama kejadian, dibantu tim relawan dari Sulawesi Selatan. "Koordinasi dengan Markas Pusat PMI dilakukan setiap hari untuk memantau perkembangan dan memberikan dukungan logistik," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Donasi Korban Banjir Bandang

Sementara soal dana anggaran evakuasi, PMI mengupayakan donasi evakuasi banjir Luwu Utara di tengah pandemi Covid-19. Namun begitu, bantuan dana disebutkan tidak sebesar pada waktu biasa lantaran semua sedang fokus mengatasi Covid-19.

"Tapi secara keseluruhan masyarakat tetap antusias untuk membantu warga korban bencana. Kami terus berupaya melakukan penggalangan dana," ucapnya.

PMI juga mendapat sumbangan dari Federasi Palang Merah Internasional sebagai dana darurat. Kemudian dipakai untuk hal-hal urgent dalam penanganan banjir Luwu Utara.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatinkom) Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati menjelaskan, pascabanjir yang terjadi pekan lalu, BNPB, BPBD, Tagana, Basarnas, TNI Polri, Damkar hingga PMI bahu-membahu mengevakuasi korban banjir bandang. Tim relawan berupaya untuk membuka jalan yang tertutup material lumpur menggunakan beberapa alat berat elevator.

"Menurut perkiraan, korban masih bisa bertambah, sebab ada ratusan rumah yang tertutup lumpur hingga setinggi lebih dari dua meter. Selain itu masih ada lokasi yang belum dapat diakses," kata Raditya.

Pemerintah juga telah memberikan layanan fasilitas tambahan bagi kelompok rentan seperti usia lanjut, ibu hamil, balita dan anak-anak. TNI Polri sudah membangun beberapa tenda dan hunian sementara. Ada 6 posko taktis, 76 titik pengungsian ada di 33 kecamatan dipakai sebagai lokasi tinggal sementara warga.

Di tengah pandemi, sebut Jati, relawan tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk cegah Covid-19. Mereka membantu memberikan hygiene kit kepada masyarakat yang terdampak banjir. "Relawan membantu dalam masker dan hand sanitizer. BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp1 miliar untuk memenuhu bantuan logistik di pengungsian," tutup Raditya.