Sukses

Titik Terang Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo

Polisi telah mengidentifikasi sidik jari pada pisau dapur yang ditemukan di lokasi penemuan jasad editor Metro TV, Yodi Prabowo.

Liputan6.com, Jakarta - Misteri kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo sedikit menemukan titik terang setelah polisi berhasil mengidentifikasi sidik jari pada pisau yang tertinggal di lokasi kejadian. Penyidik Polda Metro Jaya pun segera menyampaikan hasil investigasinya.

"Dalam waktu dekat kita akan sampaikan keseluruhan hasil penyelidikan," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat di kantornya, Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Kendati begitu, Tubagus mengakui sampai saat ini polisi belum berhasil mengungkap siapa pembunuh Yodi Prabowo. Dia juga belum bisa menyimpulkan kemungkinan kematian editor Metro TV itu akibat bunuh diri.

"Pelaku belum ketemu, tapi saya tidak mengambil kesimpulan itu bunuh diri, sekarang. Makanya nanti dalam waktu dekat, satu dua hari ini saya akan umumkan hasil penyelidikan dari semua sisi. Supaya tidak mengulang fakta yang kita dapatkan," katanya.

Sehari kemudian, Pemimpin redaksi (Pemred) Metro TV, Arief Suditomo tiba-tiba menyambangi Markas Polda Metro Jaya. Ini merupakan kali pertama Arief menginjakkan kakinya ke Polda Metro sejak kasus kematian karyawannya ditangani polisi.

Arief mengaku dipanggil penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya untuk membicarakan perkembangan investigasi kasus kematian Yodi Prabowo. Arief mengisyaratkan, penyidik menemukan titik terang misteri kematian editor Metro TV itu. 

“Kami memberikan support kepada Polda Metro Jaya. Tadi mereka bilang ada progres (kemajuan). Tapi kami tidak mendapatkan detailnya,” kata Arief di Markas Polda Metro Jaya, Jumat (24/7/2020).

Pemred Metro TV Arief Suditomo mendatangi Polda Metro Jaya, Jumat (24/7/2020). Dia datang untuk membicarakan hasil investigasi kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Namun Arief tak membeberkan materi pembicaraannya dengan pejabat di Polda Metro Jaya dalam pertemuan tertutup itu. Dia berdalih tak mau mendahului kepolisian untuk menyampaikan hasil penyelidikan kasus kematian Yodi Prabowo.

Menurut dia, yang berwenang menyampaikan hasil investigasi kematian karyawannya adalah penyidik Polda Metro Jaya. “Saya belum bisa rilis apa-apa. Kami serahkan semuanya sama Polda Metro Jaya,” ujar Arief.

Arief pun berharap, polisi segera merampungkan investigasinya. Dia mengatakan, hasil penyelidikan kasus kematian Yodi Prabowo sangat dinanti oleh masyarakat, tak terkecuali para pegawai di Metro TV yang merupakan rekan kerja korban.

“Hingga saat ini memang belum ada kesimpulan yang mereka berikan kepada kami. Mungkin dalam waktu dekat mereka akan rilis, tapi dalam hal ini posisi kami sama yaitu ingin segera pihak Polda Metro Jaya menuntaskan kasusnya,” ujar dia.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Sidik Jari di Pisau

Teka teki kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo sedikit terpecahkan. Polisi berhasil mengidentifikasi sidik jari dan DNA pada barang bukti berupa pisau dapur yang ditemukan di bawah jasad Yodi Prabowo.

"Sidik jari yang ditemukan adalah sidik jari korban dan juga DNA korban sendiri," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di kantornya, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

Meski demikian, Yusri menyatakan, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan tim laboratorium forensik Polri masih terus memeriksa seluruh alat bukti yang ada untuk secepatnya menguak kasus kematian tersebut.

"Ini masih hasil sementara. Kita masih mendalami, oleh tim Labfor masih terus melakukan pendalaman. Mudah-mudahan secepatnya akan kita sampaikan," ujarnya.

Yusri mengatakan, pisau ditemukan di bawah jasad korban. Menurut keterangan saksi, jasad korban saat ditemukan dalam posisi telungkup dengan pisau yang berada di bawahnya. Namun pisau itu tidak menancap di tubuh korban.

"Pada saat itu kondisi korban menurut keterangan saksi di awal dalam (kondisi) telungkup, di bawahnya ada pisau saat itu," kata Yusri.

Selain itu Yusri mengatakan, pihaknya telah menyortir keterangan 34 saksi yang telah diperiksa. Dari hasil singkronisasi dengan temuan di lapangan, ada saksi yang mungkin akan diperiksa kembali.

"Ada yang bisa jadi saksi kunci di sini," kata dia.

Sementara itu, tim dokter forensik yang melakukan autopsi jasad Yodi Prabowo juga menyatakan tidak ada luka yang diakibatkan pukulan benda tumpul. Yusri menyebut, luka yang ditemukan hanyalah tusukan benda tajam serta sayatan.

"Ini yang mengakibatkan korban meninggal dunia," ujar dia.

Meski begitu, Yusri menilai, terlalu dini menyimpulkan kematian Yodi Prabowo akibat bunuh diri. "Belum bisa disimpulkan ke sana," ucap dia.

3 dari 3 halaman

Kronologi Penemuan Jasad Yodi Prabowo

Editor Metro TV, Yodi Prabowo ditemukan tewas di pinggir Tol JORR di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan pada Jumat 10 Juli 2020. Yodi sempat dinyatakan hilang oleh keluarganya sejak Selasa 7 Juli 2020.

Kanit Reskrim Polsek Pesanggrahan Iptu Fajrul Choir mengatakan, jasad Yodi Prabowo pertama kali ditemukan oleh tiga orang anak. Mereka lantas melaporkan penemuan jasad tersebut kepada ketua RT setempat dan diteruskan ke polisi. 

Saat ditemukan, almarhum Yodi Prabowo memakai jaket hijau, celana panjang hitam, dan masih mengenakan helm. Jasad Yodi saat itu dalam posisi telungkup.

"Diberitahu oleh tiga anak kecil yang bermain layangan pada pukul 11.00 WIB," kata Fajrul dalam keterangan tertulis, Jumat 10 Juli 2020.

Polisi menduga, Yodi Prabowo menjadi korban pembunuhan. Apalagi polisi tidak mendapati barang berharga editor Metro TV itu yang hilang atau dicuri.

Dari hasil autorpsi di RS Polri, terungkap penyebab kematian Yodi Prabowo adalah luka tusukan benda tajam di bagian leher.

Tidak jauh dari lokasi penemuan jasad, polisi menemukan barang bukti berupa sebilah pisau dapur. Dugaan sementara, pisau dapur tersebut yang digunakan untuk menghabisi nyawa Yodi Prabowo.

President Director Metro TV Don Bosco Selamun menuturkan, Yodi Prabowo sempat masuk kantor dua hari sebelum ditemukan meninggal dunia. Dia menduga, insiden ini terjadi usai Yodi bekerja.

"Dia justru masuk kantor Senin dan Selasa. Kejadiannya setelah Yodi pulang dari kantor malam harinya," ujar dia.

Don Bosco pun meminta aparat kepolisian mengusut tuntas penyebab kematian Yodi Prabowo.

"Kami minta pihak kepolisian mengusut tuntas siapa pelaku jika kematiannya disebabkan oleh pembunuhan, penganiayaan, atau bentuk kekerasan lainnya," katanya.