Liputan6.com, Jakarta Top 3 news hari ini, Pemimpin redaksi (Pemred) Metro TV, Arief Suditomo mengaku optimistis bahwa kepolisian mampu mengusut tuntas dan mengungkap pelaku di balik kematian Yodi Prabowo.
Kedatangan Arief ke Polda Metro Jaya adalah kali pertama sejak salah satu pegawainya itu ditemukan tak lagi bernyawa di pinggiran Tol Jorr Pesanggrahan, Jumat 10 Juli 2020.Â
Kepada polisi, Pemred dari almarhun Yodi Prabowo ini berharap besar agar kasus kematian Yodi segera diusut tuntas.Â
Advertisement
Selain berita meninggalnya editor Metro TV Yodi Prabowo, informasi penting lainnya masih terkait seputar perkembangan terkini kasus Covid-19.Â
Belum lama ini dilaporkan ada sejumlah perkantoran di Ibu Kota yang ditutup sementara lantaran ada karyawan terpapar virus Covid-19. Salah satu terjadinya penularan diduga akibat beraktivitas di luar kantor.
Terciptanya kluster baru diperkantoran, pihak Pemprov DKI Jakarta menggelar sidak ke ribuan perusahaan di Jakarta saat pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta Andri Yansyah, rata-rata perusahaan telah melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Dari kasus buronan kelas kakap, Djoko Tjandra, sanksi pencopotan jabatan kepada tiga jenderal yang diduga terlibat dalam pelariannya dinilai tidak cukup.Â
Pengamat hukum Universitas Indonesia (UI) menyatakan, keterlibatan para jenderal polisi di kasus Djoko Tjandra harus berlanjut ke ranah pidana.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Jumat, 24 Juli 2020
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Pemred Metro TV Dipanggil ke Polda Metro, Ada Titik Terang Kematian Yodi Prabowo?
Pemimpin redaksi (Pemred) Metro TV, Arief Suditomo menyambangi Polda Metro Jaya, Jumat (24/7/2020). Arief mengaku baru pertama kali ini datang ke Polda Metro Jaya sejak kasus kematian pegawainya, Yodi Prabowo ditangani polisi.
Arief menerangkan, kedatanganya kali ini karena dipanggil penyidik Direktorat Reskrimum Polda Metro Jaya. Dia menyebut, pertemuannya untuk membicarakan perkembangan kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.
"Kami memberikan support kepada Polda Metro Jaya. Tadi mereka bilang ada progres. Tapi kami tidak mendapatkan detailnya," kata Arief di Polda Metro Jaya, Jumat (24/7/2020).
Arief tak berbicara secara gamblang mengenai materi pembicaraan dengan pejabat di Polda Metro Jaya. Dia berdalih tak mau mendahului pihak kepolisian untuk menyampaikan hasil penyelidikan kasus kematian Yodi Prabowo.
Â
Advertisement
2. Sejumlah Kantor di Jakarta Tutup Sementara Setelah Karyawan Positif Covid-19
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, terdapat sejumlah perkantoran yang tutup sementara lantaran ada karyawannya yang terpapar virus corona Covid-19.
Andri menambahkan, perkantoran-perkantoran tersebut langsung melakukan sejumlah langkah mitigasi, salah satunya penyemprotan disinfektan. Namun, dia tidak merinci berapa jumlah kantor yang tutup tersebut.
"Mereka melaporkan stafnya ada yang kena Covid-19 lalu stop tiga hari. Melakukan penyemprotan dan yang bersangkutan (karyawan positif) menjalani isolasi," kata Andri saat dihubungi Jumat (24/5/2020).
Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan sidak ke ribuan perusahaan di Jakarta saat pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Â
3. HEADLINE: Dugaan Peran 3 Jenderal Polisi Bantu Buron Djoko Tjandra, Berujung Pidana Korupsi?
Kaburnya buronan kasus cessie Bank Bali Djoko Tjandra menjadi bola panas bagi sejumlah pejabat tinggi Polri. Tiga jenderal harus rela lepas jabatan karena diduga ikut ambil bagian dalam melancarkan kaburnya buronan yang sudah divonis 11 tahun tersebut.
Brigjen Prasetijo Utomo diduga ikut melancarkan kaburnya Djoko Tjandra dengan menerbitkan surat jalan untuk Djoko Tjandra bernomor SJ/82/VI/2020/Rokowas pada 18 Juni 2020.
Dalam surat itu menyebutkan, Djoko Tjandra bakal melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Pontianak pada 19 Juni dan kembali 22 Juni 2020.Â
Surat sakti itu juga menuliskan pekerjaan Djoko Tjandra sebagai konsultan Bareskrim.
Tak cukup itu, Prasetijo juga terlibat mengawal Djoko Tjandra menggunakan jet pribadi dari Jakarta menuju Pontianak. Pengawalan ini dilakukan untuk memperlancar perjalanan buronan tersebut.
Â
Advertisement