Liputan6.com, Jakarta Top 3 news hari ini, polisi menduga kuat bahwa kematian editor salah satu stasiun TV swasta berinisial YP karena bunuh diri.
Disebutkan bahwa pisau yang ditemukan dekat jasad korban adalah senjata yang dibelinya sendiri di sebuah toko perkakas yang letaknya tak jauh dari lokasi jasad YP ditemukan.
CCTV toko tersebut merekam detik-detik saat almarhum YP tengah bertransaksi. Saat itu yang dibelinya hanya sebuah pisau.
Advertisement
Berita terpopuler kedua di News Liputan6.com masih terkait kasus meninggalnya YP yang jasadnya ditemukan di pinggiran Tol Jorr Pesanggrahan, Jumat 10 Juli lalu.Â
Selain bukti-bukti dari rekaman CCTV yang berhasil dibongkar, hasil Labfor, forensik, hingga bukti-bukti di lapangan yang dikumpulkan, semua menyatakan bahwa tidak ada keterlibatan orang lain dalam kematian YP.
Penyidik juga mendapati kalau DNA juga sidik jari, serta rambut ditemukan dari TKP yang dikombinasikan dengan pemeriksaan 34 saksi, semua menujukkan kepemilikan dari korban sendiri.
Tak cukup di situ, pemeriksaan juga dilakukan pada rekening milik YP. Belakangan diketahui YP bertransaksi menggunakan ATMÂ untuk membayar konsultasi kesehatan dan pemeriksaan laboraturium di dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK) di RSCM, Jakarta.
Selain hasil pemeriksaan laboratorium, penyidik juga menemukan bahwa YP positif mengonsumsi zat amphetamine.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Sabtu, 25 Juli 2020:Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Sebelum Diduga Bunuh Diri, Aksi YP Membeli Pisau Terekam CCTV
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat memastikan pisau pembunuh YP, dibelinya sendiri sebelum diduga bunuh diri.
Hal ini menjadi salah satu bukti kuat polisi bahwa kematian editor salah satu stasiun TV swasta tersebut adalah karena bunuh diri.
"Dari merek pisau itu penyidik menganalisis, dari mana asalnya? Ternyata merek pisau itu tidak dijual di tempat lain, hanya di ACE Hardware dan dekat lokasi kejadian ada ACE Hardware lalu kita periksa," kata Tubagus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7/2020).
Tubagus mengatakan, penyidik meminta pihak ACE membuka data penjualan pisau merek tersebut dalam sepekan terakhir dalam rentang wakti kematian YP. Hasilnya, hanya satu pisau yang terjual dan pembelinya adalah korban sendiri.
"Di tanggal terjualnya pisau itu, kami minta rekaman CCTV, dan terdapat Yodi tengah bertransaksi dan yang dibelinya juga hanya pisau saja," jelas Tubagus.
Â
Â
Advertisement
2. YP Diduga Bunuh Diri, Polisi: Semua Bukti di TKP Mengarah kepada Korban
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat merilis tabir misteri kematian YP. Hasilnya, dari beberapa analisis dan olah tempat kejadian perkara (TKP) dinyatakan tidak ada tanda orang lain yang terlibat dalam kematiannya.
"Dari hasil penyelidikan TKP, Labfor, forensik, dan saksi, hasilnya tak ada yang identik (milik oranglain) semua milik korban, sidik jari swab DNA semua milik korban," kata Tubagus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7/2020).
Dia merinci hasil temuan satu per satu. Pertama hasil olah TKP didapatkan motor YP terparkir rapi di TKP. Termasuk kunci motor yang masih tergantung.
"Kami kaitkan dengan saksi, 7 Juli malam jam 12 malam belum ditemukan motor itu dengan orang ronda, setelah ronda pada pukul 2 dini hari ditemukan motor, jadi kami perkirakan kejadian jam 12-2 dini hari," jelas Tubagus.
Kemudian, polisi juga tidak menemukan ceceran darah dari dari seberang jalan, sampai ke tembok tak ada darah bercecer.
Â
3. Polisi Sebut YP Positif Amphetamine dan Pernah Cek Lab Terkait HIV
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menyatakan bahwa kematian editor stasiun televisi swasta, berinisial YP dikarenakan bunuh diri.
Dari hasil pemeriksaan rekam jejak rekening milik YP, diketahui dia pernah membayar konsultasi kesehatan dan pemeriksaan laboraturium di dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK) di RSCM, Jakarta.
"Analisa transaksi keuangan, didapatkan data bahwa korban (YP) menggunakan debit BCA miliknya melakukan pembayaran ke RSCM untuk pemeriksaan lab dan konsultasi ke dokter ahli kelamin dan kulit," kata Tubagus saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya Jakarta, Sabtu (25/7/2020).
Keterangan yang didapat penyidik dari pihak rumah sakit, almarhum YP memiliki keluhan yang dapat ditangani oleh dokter ahli SpKK dan disarankan untuk cek laboraturium.
Menurut Tubagus, rekam jejak kesehatan YP dengan insiden bunuh diri yang dilakukannya sangat berkaitan. Hal ini diperoleh penyidik saat melakukan berita acara pemeriksaan (BAP) terhadap ahli psikologi forensik.
"Apakah ini terkait dengan adanya dugaan bunuh diri? Sangat terkait, sampai kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi, ini yang dijelaskan oleh ahli psikologi forensik dalam BAP," ungkapnya.Â
Â
Advertisement