Liputan6.com, Jakarta Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menduga kuat, editor Metro TVÂ berinisial YP bunuh diri hingga meninggal.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menuturkan, tidak ada saksi yang melihat YP bunuh diri. Oleh karena itu, penyidik melakukan sejumlah analisis data dan forensik.
"Kalau ada yang melihat pasti sudah dicegah. Oleh karena itu, kami melakukan sejumlah analisis," kata Ade di Polda Metro Jaya, Sabtu 25 Juli 2020.
Advertisement
Menurut dia, kesimpulan soal penyebab kematian YP sudah diperoleh sejak pekan lalu. Namun, polisi berusaha mengecek ulang fakta-fakta di lapangan. Salah satunya dengan kembali memeriksa tempat jenazah YP ditemukan.
Ade mengatakan, ada sejumlah alasan, penyidik menyatakan YP meninggal lantaran bunuh diri. Berikut alasan penyidik yang dirangkum Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Ada Barang Hilang
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan hasil temuan di tempat kejadian perkara (TKP), tak ada barang korban yang hilang.
"Tidak ada yang hilang, semua tak ada yang hilang dan sudah diklarifikasi," ujar Ade.
Termasuk, lanjut dia, sepeda motor YP. Sepeda motor Honda Beat korban terparkir rapi lengkap dengan kuncinya. Sepeda motor ini ditemukan oleh saksi, petugas ronda wilayah tersebut.
"Pada 7 Juli jam 12 malam belum ditemukan yang ronda. Setelah ronda pada pukul 2 dini hari ditemukan. Perkiraan kejadian jam 12-2 dini hari," tutur Ade.
Â
Advertisement
Cecerah Darah dan Posisi Tangan
Selain itu, tak ada ceceran darah di tempat sepeda motor korban diparkir. Ceceran darah di lokasi jenazah ditemukan juga sedikit.
"Dari motor sampai ke nyebrang jalan sampai ke tembok tak ada ceceran darah, motor rapi kunci tergantung semua mulus. Kedua di TKP tak ada ceceran darah tempat lain, ada muncratan darah deket tembok dikit sekali kecuali di korban," ujar Ade.
Kesimpulan penyidik juga didasari oleh polisi pisau dan tangan korban.
"Saat olah TKP, telungkup dan dibalik, ditemukan pisau di bawah badan korban. Kalau dari foto, atas tangan korban tak terlihat tertindih badan dan di bawah badan itu ada pisau," jelas Ade.
Â
Hanya Ada Sidik Jari Korban
Direskrimum Polda Metro Kombes Tubagus Ade Hidayat juga mengatakan, di TKP hanya ditemukan rambut milik korban.
TKP pun masih rapi, tak ada tanda perkelahian. Kondisi lokasi pada malam itu sepi. Keterangan saksi pun menguatkan hal tersebut.
Dia menuturkan, barang-barang yang ditemukan di TKP termasuk pisau telah diperiksa di laboratorium forensik. Hasil lab mengungkap, tak ada sidik jari dan DNA orang lain selain korban.
"Dicek sidik jari, DNA dan kesimpulannya tidak ditemukan sidik jari orang lain. PMJ kemudian melakukan swab dan hasilnya tak ada yang lain. Identik semua milik korban, sidik jari swab DNA semua milik korban," jelas Ade.
Begitu pula dengan sidik jari dan DNA di pisau yang ditemukan.
"Hasil DNA milik korban di ujungnya dan gagangnya," lanjut dia.
Kemudian, hasil analisis autopsi dokter menyatakan tidak ada luka lain baik lecet maupun benturan benda tumpul, kecuali luka di dada dan leher.Â
Â
Advertisement
Pisau
Ade mengatakan ada bukti-bukti yang menguatkan dugaan polisi ini. Salah satunya CCTV di Ace Hardware Rempoa.
Dia menuturkan, pisau itu punya merek khusus, yang hanya dijual di sana.Â
"Jam 16.20 dilakukan pemeriksaan, seminggu terakhir hanya laku 1, dan dicek didapatkan fakta yang beli adalah korban sendiri. Saat beli itu pakaian yang digunakan sama dengan jenazah ditemukan. Jadi pisau itu digunakan sendiri, buktinya ada bon, CCTV ada, waktunya hanya 8 menit," tutur Ade.
Menurut dia, pisau itu dipajang di dekat pintu masuk toko dan kasir.
Setelah membeli pisau tersebut, korban langsung menuju kantornya.
"Selanjutnya masalah analisis CDR, apa benar dia yang beli, code data record. Posisi korban berada pada posisi itu rutenya adalah dari kantor menuju rumah atau sebaliknya,"Â kata Ade.
Â
Tak Ada Pesan Ancaman
Ade menjelaskan, rutinitas YP hanya dari rumah ke kantor dan sebaliknya dari 6-7 Juli 2020.Â
Selain itu, masih berdasar analisis CDR, tak ada pesan ancaman melalui Whatsapp atau aplikasi perpesanan yang lain.
Polisi juga mengatakan tak ada transaksi keuangan mencurigakan.
"Berdasar data Whatsapp tidak ada ancaman dll. Kemudian transaksi keuangan tak ada yang menonjol, hanya berobat ke RSCM tapi dari analisis keuangan ada BCA dan Mandiri tak ada yang mencurigakan," ujar Ade.
Â
Advertisement
Persoalan dengan Pacar Selesai
Ade mengatakan, berdasar analisis keterangan saksi yakni pacar YP berinisial S, korban dekat dengan L. Sempat ada konflik terkait ini, tapi sudah selesai.
"Ada konfilik di antara mereka tapi sudah selesai dan ada persoalan intenal korban yang mungkin menjadi pemicu apakah depresi atau bagaimana yang bisa memicu," kata Ade.
Mereka pun berencana menikah minggu depan.
Namun, korban beberapa kali sempat menyatakan kepada S soal kemungkinan dia tidak ada dunia ini lagi.
"Berulang kepada S, korban menyampaikan, 'Kalau saya tidak ada itu seperti apa?' Itu disampaikan berulang dan di antara mereka ada rencana menikah minggu depan," ujar Ade.
Â
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Advertisement