Sukses

Djoko Tjandra Ditangkap, PMII Apresiasi Ketegasan Presiden dan Konsistensi Polri

Presiden dan Polri dinilai telah menjawab keraguan publik dalam keseriusan upaya menangkap buronan yang merugikan uang negara.

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Indonesia Indonesia atau PB PMII memberikan apresiasi kepada Pemerintah, dalam hal ini Presiden RI atas ketegasan dan keseriusan menangkap terpidana kasus pengalihan hak tagih Bank Bali yang buron, Djoko Tjandra.

Apresiasi juga dialamatkan kepada jajaran Polri, khususnya Kabareskrim Polri yang telah menunjukkan respons cepat menanggapi tuntutan publik yang tinggi dalam mengusut kasus ini.

"Kami sangat mengapresiasi Presiden Jokowi yang secara tegas memerintahkan Kapolri dan Kabareskrim untuk menangkap Djoko Tjandra di manapun berada. Tentu saja kita ketahui kalau Djoko Tjandra itu buronan lama. Pak Jokowi menjawab keraguan publik dalam keseriusan upaya menangkap buronan yang merugikan uang negara," ungkap Ketua Umum PB PMII Agus Mulyono Herlambang.

Dia mengatakan, setiap kasus hukum yang terjadi harus diusut tuntas hingga ke akarnya. Dalam hal ini, lanjutnya, Kabareskrim Polri telah memperlihatkan keseriusan seperti yang diharapkan publik.

"Kami apresiasi juga karena Polri, khususnya Kabareskrim telah responsif dan sangat cepat dalam merespon keinginan publik," puji Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/8/2020).

Namun, dia juga menyampaikan agar Polri tidak berpuas diri terhadap apa yang telah dilakukan. Pasalnya, masih banyak PR yang harus dituntaskan, terutama dalam kasus-kasus lain yang telah merugikan negara.

"Good job buat Kabareskrim dan tim yang dibentuk kepolisian dalam menangkap Djoko Tjandra di Malaysia, tapi jangan berpuas diri, tangkap juga buronan-buronan lainnya," tegas Agus.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Momentum Bersih-Bersih

Dia menegaskan, PB PMII akan terus memberikan masukan dan kritik. Demikian sebaliknya, dukungan dan support akan selalu mengiringi kinerja penegakan hukum.

"Kami berharap ke depan ini sebagai ajang konsolidasi internal dan perbaikan koordinasi antarlembaga penegakan hukum di negara kita, yang terlihat rapuh karena kasus ini," harapnya.

Dia juga mengimbau agar perayaan Idul Adha ini dijadikan momentum refleksi dan ajang bersih-bersih secara keseluruhan lembaga penegak hukum di Indonesia.

"Bersih-bersih kelembagaan, menyembelih sifat-sifat buruk dalam penegakan hukum, itu esensi kurban," tutup Agus.

Â