Sukses

PKB: Selamat Jalan Gus Im, Sang Pengasuh Generasi

Sekjen PKB mengatakan, selain sebagai Kiai, Gus Im juga seorang metafisikawan, penulis puisi, dan juga ahli membuat keris.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB Hasanuddin Wahid mengaku kehilangan atas wafatnya adik Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yaitu Hasyim Wahid. Hasyim Wahid yang akrab disapa Gus Im, mengembuskan napas terakhir pada Sabtu (1/8/2020).

"Beliau menjadi salah satu tokoh kunci di balik lahirnya reformasi. Gus Im adalah tokoh NU yang langka. Ia mendidik anak-anak muda NU dan dari kelompok lainnya menjadi mengerti tentang negara, tentang realitas sosial, tentang penindasan global, tentang segala hal. Sehingga mereka mempunyai bekal untuk menjadi aktivis sejak di era Orde Baru hingga hari ini," ujar Hasanuddin Wahid, Sabtu (1/8/2020).

Menurut dia, Indonesia kehilangan tokoh multitalenta patriot negara. Gus Im, kata dia, adalah pengasuh para generasi, tidak hanya generasi NU.

"Selalu ada yang misterius dan sisi lain dari Gus. Selain sebagai Kiai, Gus Im juga seorang metafisikawan, penulis puisi, dan juga ahli membuat keris, serta mempunyai keahlian dalam strategi politik dan percaturan dunia internasional," ungkap Hasanuddin.

 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Mendorong mengutamakan kepentingan negara

Menurut dia, yang paling penting, semasa hidupnya, Gus Im selalu mendorong anak-anak muda NU untuk mengutamakan negara di atas kepentingan kelompok dan golongan.

"Dan kita kehilangan itu semua. Selamat jalan Gus Im. Seperti yang kau tulis dalam puisimu di bunglon (2005), kau bilang permisi, biarkan aku mencium langit. Dan hari ini kau telah berpamit kepada kita semua, dan kau pasti mencium langit," pungkas Hasanuddin.

KH Hasyim Wahid atau Gus Im tutup usia pada Sabtu, pukul 04.18 WIB, di RS Mayapada, Jakarta, dalam usia 67 tahun.