Liputan6.com, Jakarta - Sebuah ledakan besar terjadi Selasa, 4 Agustus 2020 di Beirut, ibu kota Lebanon. Belakangan diketahui, peristiwa itu terjadi karena ledakan bahan kimia di gudang penyimpanan di pelabuhan.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan ledakan besar berbentuk seperti jamur besar dan menghancurkan bangunan.
Ledakan tersebut terjadi menjelang putusan dalam persidangan atas pembunuhan mantan PM Rafik Hariri pada 2005.
Advertisement
Ledakan menghancurkan gedung-gedung yang jaraknya beberapa ratus kaki dari pusat ledakan yang diduga di pelabuhan.
Puluhan orang yang terluka langsung dibawa ke Rumah Sakit St Joseph yang jaraknya kurang dari 2 kilometer dari pusat ledakan. Namun, rumah sakit tersebut ikut hancur.
"Mereka membawa orang ke rumah sakit tetapi kami tidak bisa mengobatinya," kata seorang dokter di rumah sakit tersebut, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa, 4 Agustus 2020.
Berikut deretan fakta ledakan besar yang terjadi di Beirut, ibu kota Lebanon dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ledakan Hancurkan Bangunan dan Rumah Sakit
Sebuah ledakan besar pada Selasa, 4 Agustus 2020 memporak porandakan pusat Kota Beirut, Lebanon.
Ledakan tersebut menghancurkan gedung-gedung yang jaraknya beberapa ratus kaki dari pusat ledakan yang diduga di pelabuhan.
Puluhan orang yang terluka langsung dibawa ke Rumah Sakit St Joseph yang jaraknya kurang dari 2 kilometer dari pusat ledakan. Namun, rumah sakit tersebut ikut hancur.
"Mereka membawa orang ke rumah sakit tetapi kami tidak bisa mengobatinya," kata seorang dokter di rumah sakit tersebut, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa, 4 Agustus 2020.
Akibatnya, korban terluka terlantar di luar rumah sakit.
"Mereka meninggalkan mereka di luar di jalan. Rumah sakit rusak, UGD rusak," kata dokter tersebut.
Seorang saksi mata lain yang melewati pelabuhan di Beirut mengatakan bahwa dia pertama kali melihat api dari jendelanya dan kemudian merasakan ledakan besar yang seolah mengangkat jalan raya.
Awan asap besar dapat terlihat dari seluruh kota dan saksi mengatakan ada laporan kebakaran dan beberapa ledakan kecil di pelabuhan yang mendahului ledakan besar setelah pukul 18.00 waku setempat.
Gambar-gambar dari dalam pelabuhan Beirut yang disiarkan di TV Lebanon menunjukkan bangunan-bangunan hancur berkeping, kontainer pengiriman melayang di udara dan beberapa gedung kebakaran.
Â
Advertisement
Asal Ledakan
Kepala Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim mengungkap pemicu ledakan dahsyat yang menewaskan 73 orang dan melukai 3.700 warga itu.
Berdasarkan hasil investigasi, ungkap Ibrahim, ledakan itu berasal dari 2.700 ton amonium nitrat. Bahan kimia tersebut disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika, seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu, (5/8/2020).
Hasil investigasi tersebut telah dilaporkan Ibrahim kepada Dewan Pertahanan Tinggi Lebanon yang berisi presiden dan semua lembaga keamanan utama negara.
Otoritas Lebanon berjanji akan memberi hukuman paling berat ke pihak yang bertanggung jawab.
Â
Kronologi Ledakan
Ledakan di Beirut, Lebanon menjadi sorotan dunia. Peristiwa itu terjadi karena ledakan bahan kimia di gudang penyimpanan di pelabuhan.
1. Kebakaran pada Selasa Petang
Peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, terjadi pada Selasa 4 Agustus petang waktu setempat. Kantor berita National News Agency melaporkan kebakaran di gedung penyimpanan pada pukul 7 malam.
Pada berita itu tertulis bahwa gudang penyimpanan di pelabuhan Beirut kebakaran dan memicu ledakan.
2. Terjadi Ledakan Besar
Awalnya kebakaran terjadi di sekitar gudang itu. Beberapa orang juga sempat merekam asap yang membumbung tinggi.
Tiba-tiba, ledakan yang lebih besar terjadi. Kepulan asap secara cepat menyebar ke jalanan dan gedung-gedung di sekitar area ledakan.
3. Korban Terus Bertambah
Evakuasi dilakukan petugas kesehatan bersama warga. Jumlah korban ledakan di Beirut Lebanon masih terus bertambah dan AFP melaporkan setidaknya sudah ada 73 orang meninggal dunia dan 3.700 luka-luka.
Â
Advertisement
Korban Ledakan Semakin Bertambah
Ledakan di Beirut, Lebanon, masih terus mencatat korban jiwa baru. Puluhan orang meninggal dan hampir lima ribu orang luka.
Berdasarkan laporan AFP, Kementerian Kesehan Lebanon menyatakan 73 orang meninggal dunia dan 3.700 luka-luka.
Jumlahnya terus naik dari yang sebelumnya dilaporkan 10 orang meninggal, kemudian 50 meninggal dunia akibat ledakan di ibu kota Beirut Lebanon.
Â
Ledakan Seperti Bom Nuklir, Kerusakan Bak Zona Perang
Ledakan besar mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa 4 Agustus 2020 sore setelah pukul 18.00 waktu setempat. Ribuan orang dilaporkan terluka akibat peristiwa tersebut.
Jumlah korban ledakan Beirut, Lebanon dilaporkan terus bertambah, dari 10 menjadi 50 dan kabar lain menyebut naik menjadi 73 orang. Mereka yang terluka, dilaporkan lebih dari 2.700.
Mengutip Sky News, Rabu (5/8/2020), para saksi mata mengatakan sejumlah orang terluka selama kehancuran yang meluas di seluruh kota. Ada penduduk melapor langit-langit bangunan runtuh dan jendela-jendela hancur.
Kolom asap besar terlihat menjulang di atas kota setelah ledakan. Orang-orang yang terluka terlihat tergeletak di tanah dekat pelabuhan Beirut, menurut seorang fotografer di tempat kejadian.
Editor Sky News Timur Tengah Zein Ja'far, yang berada di pusat kota Beirut pada saat ledakan Selasa 4 Agustus sore waktu setempat mengatakan ledakan besar itu menyebabkan jendela runtuh dan membentuk seperti gua.
"Ledakan ini merobek fasad bangunan tempat kami berada, dan begitu debu mereda, kami dan orang lain di blok ini bergegas ke luar. Benar-benar pemandangan yang mengkhawatirkan," kata Zein Ja'far.
"Suara sirene brigade pemadam kebakaran, ambulans, polisi dan juga militer telah cukup gencar selama 45 menit terakhir dan sejumlah besar layanan darurat dan pasukan keamanan bergegas ke daerah itu sekarang," ungkap Zein Ja'far.
"Banyak orang yang sangat linglung, sangat berlumuran darah berjalan-jalan mencoba mengumpulkan sikap mereka," tutur editor Sky News itu.
Seorang warga setempat bernama Fady Roumieh, berdiri di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan sekitar 2 km (1,2 mil) timur ledakan. Dia berkata: "(Itu) seperti bom nuklir. Kerusakan begitu luas dan parah di seluruh kota".
"Beberapa bangunan sejauh 2 km sebagian runtuh. Ini seperti zona perang. Kerusakannya ekstrem. Tidak ada satu pun jendela kaca yang utuh," imbuh Fady Roumieh.
Ketika malam tiba, api masih menyala di distrik pelabuhan Lebanon itu, dan suara sirene ambulans terdengar di seluruh kota.
Â
Advertisement
Wali Kota Menangis
Wali Kota Beirut Marwan Abboud tak bisa menahan tangisnya ketika memantau lokasi ledakan di Beirut, Lebanon. Ia berkata tak pernah melihat bencana seperti ini seumur hidupnya.
"Saya tak pernah melihat kehancuran seperti ini. Ini adalah petaka nasional. Ini adalah bencana bagi Lebanon," ujar Abboud saat diwawancara Sky News Arabia, Rabu (5/8/2020).
Ledakan di Beirut, Lebanon, mengakibatkan terjadinya kepulan asap tinggi, sehingga pengguna media sosial menyebutnya mirip dengan bom Hiroshima.
Marwan Abboud juga ikut berpikir demikian. "(Ini)" mirip dengan apa yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki," jelas Abboud.
Â
Perdana Menteri Hassan Diab Angkat Bicara
Beberapa jam usai ledakan di Beirut, Lebanon, Perdana Menteri Hassan Diab memberikan pidato terkait kondisi psikologis negaranya serta berjanji akan mengusut kasus ini.
Berikut pidatonya seperti dilansir National News Agency di Lebanon, Rabu (5/8/2020).
Kepada rakyat Lebanon,
Hari ini adalah hari yang sangat sedih dan menyakitkan. Beirut berduka. Lebanon menghadapi sebuah bencana.
Ya. Ini adalah bencana nasional yang besar. Foto-foto dan video-video yang kami lihat sangatlah menggambarkan tragedi ini dan menerjemahkan lingkup malapetaka yang berdampak ke Lebanon.
Beirut sedang berduka. Seluruh Lebanon merasakan bencana.
Lebanon sedang melalui cobaan berat yang hanya dapat dihadapi dengan persatuan nasional dan solidaritas di antara rakyat Lebanon dari seluruh latar belakang dan daerah.
Kita sedang melalui sebuah bencana yang hanya dapat diatasi dengan tekad dan kegigihan untuk menghadapi tantangan serius ini dan konsekuensinya yang destruktif.
Apa yang terjadi hari ini tidak akan berlalu tanpa akuntabilitas. Mereka yang bertanggung jawab pada bencana ini akan membayar harganya.
Ini adalah janji yang saya buat kepada mereka yang mati syahid dan terluka. Ini adalah komitmen nasional.
Fakta-fakta mengenai mengenai gudang berbahaya itu, yang telah berdiri sejak 2014, sekarang sudah enam tahun, akan diumumkan. Saya tidak akan mendahului investigasi-investigasinya. Pada saat ini, kita fokus untuk menangani bencana ini, menemukan orang-orang yang mati syahid, dan merawat yang terluka.
Tetapi, saya berjanji bahwa bencana ini tidak akan berlalu tanpa hukuman dan mereka mereeka yang bertanggung jawab akan dibuat akuntabel.
Kepada rakyat Lebanon.
Kita menghadapi sebuah bencana. Tetapi saya percaya diri bahwa kita akan menanganinya dengan tanggung jawab besar.
Saya meminta kalian untuk bersatu untuk merayakan kemenangan rakyat kita yang mati syahid dan mengobati luka-luka kami dan luka-luka bangsa.
Saya sekarang mengirimkan panggilan urgent bagi semua negara-negara bersahabat dan bersaudara yang mencintai Lebanon untuk berdiri bersama Lebanon dan menolong kami mengobati luka-luka mendalam ini.
Kita sedang menghadapi malapetaka, tetapi kita memegang firman Yang Maha Kuasa, 'Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: 'Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.'
Â
Advertisement
Israel Bantah Terlibat
Â
Menanggapi ledakan besar yang terjadi di Lebanon, pihak Israel membantah terlibat dalam insiden yang melukai ratusan orang tersebut.
"Israel membantah ada hubungan dengan ledakan yang mengguncang Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020," demikian dikutip dari laman english.alarabiya.net.
"Israel tidak ada hubungannya dengan insiden itu," kata pejabat anonim tersebut.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengatakan kepada televisi Israel N12 bahwa ledakan itu kemungkinan besar merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh kebakaran.
Â
Ada WNI Jadi Korban
Seorang WNI dilaporkan ikut terluka dalam ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon. Luka WNI berjenis kelamin perempuan itu dipastikan tidak parah.
"Ada 1 WNI yang mengalami luka-luka (inisial NNE). Staf KBRI sudah berkomunikasi melalui video call dengan yang bersangkutan," ucap (plt.) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada Liputan6.com, Rabu (5/8/2020).
Ledakan di Beirut, Lebanon, terjadi di sebuah gedung penyimpanan. Namun, dampak ledakannya turut merusak mobil-mobil di jalanan serta bangunan di sekitar. Korban pun banyak yang tertutup abu.
WNI yang terluka dipastikan dalam kondisi sehat dan telah mendapat perawatan medis.
"Kondisinya stabil, bisa bicara dan berjalan. Yang bersangkutan sudah diobati oleh dokter RS dan sudah kembali ke apartmennya di Beirut," ujar Teuku Faizasyah.
Â
Advertisement
Kendaraan Operasional Kena Imbas Ledakan, Kontingen Garuda Bantu Korban Ledakan
Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang mengatakan, kondisi Satuan Tugas (Satgas) Batalyon (Yon) Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL) dan tak terpengaruh dengan adanya insiden ledakan tersebut.
"Kondisi Satgas dalam keadaan aman. KRI Hasanuddin yang tergabung dalam MTF (Maritime Task Force) UNIFIL sedang sandar di Mersin Turki," kata Victor saat dikonfirmasi, Rabu (5/8/2020).
Meski demikian, dia menduga ada 2 unit kendaraan operasional terkena dampak. "Hanya kemungkinan untuk kerugian, 2 unit kendaraan operasional yang sedang diparkirkan di Pelabuhan Beirut," jelas Victor.Â
Adapun 2 kendaraan tersebut, kondisinya sedang terparkir. Sehingga seluruh anggota masih aman. "(Kendaraan) milik KRI Hasanuddin yang diparkir," ucap dia.
Kemduian, menurut Victor, Satuan Tugas (Satgas) Batalyon (Yon) Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-N/United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL) turut membantu penanganan akibat ledakan yang di sana.
"Anggota kita Satgas Hospital Level 2 telah berangkat dari Naquora untuk membantu penanganan akibat ledakan tersebut," kata Komandan Pusat Misi Pasukan Perdamaian (PMPP) TNI Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang saat dikonfirmasi, Rabu (5/8/2020).
Menurut dia, seluruh personel telah diturunkan ke Kota Beirut untuk membantu evakuasi korban.
"Sekarang meluncur ke Beirut untuk membantu evakuasi korban ledakan atas perintah UNIFIL," pungkas dia.