Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu yang lalu, ledakan besar mengguncang Beirut, Ibu Kota Lebanon. Berdasarkan rilis resmi dari Perdana Menteri Lebanon menyebutkan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di Pelabuhan Beirut dan meledak pada (4/8/2020).
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan pun menyampaikan bela sungkawa atas tewasnya 70 orang dan 4.000 orang mengalami luka-luka akibat ledakan tersebut. “Saya selaku pribadi dan pimpinan MPR RI menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya. Semoga sahabat kami, warga kota Beirut Lebanon diberikan ketabahan dan keadaannya segera pulih kembali," ungkapnya.
Baca Juga
Terlebih lagi, diantara korban tersebut, terdapat WNI yang mengalami luka-luka. Memang, berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri RI menyebutkan bahwa ada sekitar 1.447 WNI yang sedang berada di Lebanon. 1.234 di antaranya adalah TNI yang sedang menjalani misi perdamaian PBB. Selebihnya sipil, termasuk mahasiswa dan pegawai di KBRI Lebanon.
Advertisement
Anggota Komisi I DPR RI yang membidangi Luar Negeri ini pun mendorong Pemerintah dalam hal ini Kemenlu agar segera berkordinasi dengan KBRI agar membentuk Posko bila diperlukan bagi WNI yang memerlukan bantuan yang sedang berada di Lebanon.
“Komunikasi dengan WNI juga penting untuk menunjukkan kehadiran negara menciptakan rasa aman dalam situasi sulit bagi WNI yang sedang berada di luar negeri," ungkap Syarief.
Tak hanya itu, ia juga mendorong Pemerintah untuk memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah dan rakyat Lebanon. “Langkah dukungan dan bantuan kemanusiaan sangatlah penting sebagai wujud solidaritas antar bangsa," ungkap Syarief Hasan.
Terlebih lagi, dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, Lebanon menjadi negara ketiga setelah Mesir dan Suriah yang mengakui kedaulatan Indonesia pada 29 Juli 1947 silam.
“Sudah seharusnya pemerintah Indonesia membantu Lebanon sebagai bagian dari misi kemanusiaan sekaligus bagian dari langkah untuk menjaga hubungan baik dengan Lebanon yang pernah memberikan pengakuan kedaulatan," tegas Syarief Hasan
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga memberikan dukungan penuh kepada Pemerintah Lebanon untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab ledakan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kejadian sama seperti yang mengguncang jantung kota Lebanon.
“Sudah seharusnya, pihak yang bertanggungjawab diusut secara tuntas agar tidak menimbulkan instabilitas di Lebanon. Pemerintah Indonesia mendukung sebagai bentuk pengejewantahan tujuan bernegara yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia sebagaimana Pembukaan UUD NRI 1945," tutup Syarief Hasan.
(*)