Sukses

Dalam Tiga Hari, Kasus Covid-19 di Kota Bogor Bertambah 36

Menurut Dedie, kondisi Kota Bogor di masa PSBB perpanjangan keenam atau Pra-AKB, masih berada di kategori daerah berisiko sedang.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus Covid-19 yang terkonfirmasi positif di Kota Bogor tercatat dalam tiga hari terakhir bertambah 36. Total keseluruhan kasus Covid-19 di Kota Bogor hingga Senin 10 Agustus 2020 sore tercatat menjadi 362 orang.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim menerangkan, berdasarkan hasil penelusuran atau swab test yang dilaksanakan dalam rangka fact finding atau pencarian aktif dari kasus Covid-19 di Kota Bogor, dalam tiga hari berturut-turut terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif.

"Dari tanggal 8-10 Agustus 2020, setiap harinya ada penambahan 12 terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor," kata Dedi, Senin (10/8/2020).

Berdasarkan data, total kasus Covid-19 di Kota Bogor sampai dengan 9 Agustus 2020, berjumlah 350 kasus dengan angka kesembuhan 61,1 persen dan angka kematian ada 6 persen atau case fatality rate (CFR).

"Dari total tersebut 54 persen di rawat di rumah sakit dan isolasi mandiri sebesar 46 persen," kata Dedie.

Untuk kasus aktif terkonfirmasi di rumah sakit berjumlah 115 pasien, dalam perawatan berjumlah 48 pasien dan isolasi mandiri sebanyak 67 orang dengan dilakukan pengecekan secara langsung ke kediaman masing-masing oleh tim surveillance Dinkes dan tim detektif Covid-19 Kota Bogor.

Hal ini dimaksudkan untuk memastikan rumah pasien dengan kondisi yang tidak memadai untuk isolasi mandiri agar dirujuk ke rumah sakit.

Menurut Dedie, kondisi Kota Bogor di masa PSBB perpanjangan keenam atau Pra-AKB, masih berada di kategori daerah berisiko sedang.

Dengan kondisi tersebut ia mengimbau kepada semua pihak agar lebih berhati-hati dan tetap menerapkan protokol kesehatan agar kategori Kota Bogor tidak berubah menjadi daerah dengan kategori risiko tinggi.

Pemerintah Kota Bogor, lanjut Dedie, terus berupaya semaksimal mungkin menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.

Salah satunya mengeluarkan Perwali Nomor 64 Tahun 2020 tentang Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Tertib Kesehatan dalam pelaksanaan PSBB-AKB yang didahului dengan sosialisasi secara massif.

"Pada Jumat (7/8/2020) kemarin, ada 53 kasus pelanggaran yang terjadi di lapangan," sebutnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tes Secara Masif

Ke depan, penerapan implementasi akan dilakukan secara lebih ketat dengan melibatkan kepolisian dan TNI sebagai tindak lanjut Inpres Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukumnya dan Pergub Nomor 60 Tahun 2020 tentang pengenaan sanksi bagi pelanggaran protokol kesehatan.

Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno menambahkan, penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bogor dalam beberapa hari terakhir ini disebabkan kegiatan Active Case Finding Swab Massive. Dengan kata lain jumlah kasus tinggi karena adanya swab usap secara masif di sejumlah lokasi.

Sri menyebutkan, ada beberapa strategi yang diterapkan dalam penanggulangan Covid-19 di Kota Bogor, yaitu deteksi aktif (detektif) Covid-19 dengan melibatkan tim lacak dan tim pantau di seluruh wilayah yang ditemukan kasus baru. Tim secara masif melakukan pencarian dengan sasaran atau target yaitu lokasi tempat kerumunan, stasiun, terminal, perkantoran, faskes dan pasar.

"Sasarannya semua yang kontak erat dengan kasus konfirmasi positif, kasus suspect dan probable, semua harus di swab test. Begitu juga untuk tenaga kesehatan dan non kesehatan yang bekerja di faskes karena masuk kelompok resiko tinggi penularan Covid-19. Lalu ASN, pedagang pasar, tokoh agama dan kelompok masyarakat lain," ujarnya.

Hingga hari ini positive rate Kota Bogor masih ada di angka 3,8 persen dari standar 5 persen. Dalam beberapa hari terakhir dilaksanakan swab test kurang lebih sebanyak 300 hingga 400 swab masif.

Berdasarkan kategori penularan Covid-19 di Kota Bogor, import case menduduki posisi pertama (33 persen), selanjutnya penularan dalam rumah tangga atau keluarga (23 persen) dan terakhir faskes (14 persen).

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19